Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERUBAHAN SEKTOR SAHAM: IDX-IC Siap Meluncur Gantikan JASICA

Bursa Efek Indonesia siap merilis indeks klasifikasi industri baru bertajuk IDX Industrial Classification (IDX-IC) pada hari ini, Senin (25/1/2021). Indeks baru tersebut akan menggantikan Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA).
Pengunjung berada di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung berada di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Pergantian indeks sektoral yang akan segera dilakukan Bursa Efek Indonesia dinilai akan mempermudah investor mencermati kinerja antaremiten di setiap sektor.

Seperti diketahui, Bursa Efek Indonesia siap merilis indeks klasifikasi industri baru bertajuk IDX Industrial Classification (IDX-IC) pada hari ini, Senin (25/1/2021). Indeks baru tersebut akan menggantikan Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA).

Untuk sementara IDX-IC akan digunakan bersamaan dengan JASICA dalam periode transisi selama 3 bulan sebelum akhirnya JASICA dipensiunkan.

JASICA selama ini digunakan mengklasifikasikan emiten per sektor berdasarkan prinsip aktivitas ekonominya, sedangkan IDX-IC menggunakan prinsip eksposur pasar atau jasa akhir yang diproduksi oleh perusahaan tercatat.

Kemudian, JASICA mengelompokkan emiten dalam 2 tingkat yakni sektor dan subsektor. Sementara pada klasifikasi baru, IDX-IC melakukan pembagian lebih mendetail dalam 4 tingkat yakni sektor, subsektor, industri, dan subindustri.

Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan kehadiran IDX-IC membuat pengkategorian emiten yang tercatat di bursa menjadi lebih luas. Pun, banyak emiten yang akhirnya berubah sektor mengikuti prinsip klasifikasi yang baru.

Suria menilai kehadiran klasifikasi baru ini akan memudahkan para investor, terutama dalam membandingkan kinerja antaremiten per sektor, karena dengan IDX-IC karakteristik emiten di tiap sektor menjadi lebih mendekati satu sama lain.

Namun, secara garis besar dia menilai perubahan klasifikasi ini hanya berpengaruh ke pengkategorian serta perhitungan indeks sektoral dan tidak akan terlalu berpengaruh bagi aktivitas market.

“Mungkin bisa berpengaruh kepada indeks yang berdasarkan sektor, seperti Bisnis-27, karena sektornya juga menjadi lebih banyak kan,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (22/1/2021).

Salah satu perubahan drastis dari sistem IDX-IC ialah emiten tambang logam seperti ANTM, INCO, TINS, masuk ke dalam kategori barang baku (IDXBASIC) dari sebelumnya indeks pertambangan (JAKMINE).

Tabel Perbandingan JASICA vs IDX-IC

JASICA

Sektor

Contoh Emiten

IDX-IC

Sektor

Contoh Emiten

JAKFIN

Finansial

BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, BRIS, MAYA, BDMN,

IDXFINANCE

Keuangan

BBCA, BBRI, BMRI, BBTN, BRIS, BJTM, BPFI, FIFA BAFI, PANS, LIFE, BCAP,

JANMINE

Pertambangan

ELSA, INCO, ADRO, PTBA, CITA, ITMG, TINS, BYAN, ITMG

IDXENERGY

Energi

INDY, PTBA, TOBA, TRAM, RIGS, ELSA, DOID, WINS,

JAKMIND

Aneka Industri

SRIL, PBRX, POLY, GMFI, KPAL, ASII, AUTO, GJTL, JSKY

 IDXINDUST

Perindustrian

TOTO, KBLM, DYAN, BMTR, EMTK,

JAKBIND

Industri Dasar dan Kimia

BAJA, BTON, INKP, SMGR, BRPT, TOTO, CPIN, JPFA, MAIN

IDXBASIC

Barang Baku

BRPT, WSSA, TPIA, INTP, SMGR, MDKA, ANTM, INCO, INKP

JAKTRADE

Perdagangan, Jasa, dan Investasi

MAPI, ACES, PZZA, DAYA RALS, LPPF, ERAA

IDXCYCLIC

Barang Konsumen Nonprimer

AUTO, ARGO, POLY, EAST, PJAA, PZZA, MNCN, SCMA, FILM, LPPF, MAPI, ACES

JAKCONS

Industri Barang Konsumen

HMSP, GGRM, UNVR, MYOR, INAF, KAEF, SIDO, KLBF,

IDXNONCYC

Barang Konsumen Primer

AMRT, HERO, CAMP, ICBP, INDF, TBLA, CPIN, JPFA, AALI,  SGRO, HMSP, UNVR

JAKPROP

Properti Real Estat, dan Konstruksi

POLL, DILD, LPCK, PWON, BSDE, SMRA

IDXPROPERT

Properti & Real Estat

APLN, BEST, BSDE, CTRA, DILD, LPCLK, LPKR, PWON, POLL,

JAKINFRA

Infrastruktur Ulititas dan Transportasi

TLKM, EXCL, POWR, TOWR, JMSR, PGAS, TBIG

IDXINFRA

Infrastruktur

JSMR, IPCC, PORT, PIGN, PTDU, PTPP, ADHI, LINK, TLKM, EXCL, TOWR, TBIG

JAKAGRI

Pertanian

AALI, ANJT, LSIP, DSNG, TBLA

IDXTECHNO

Teknologi

KIOS, PGJO, DIVA, CASH, ENVY, MTDL, LUCK, DCII

JAKMANU

Manufaktur

ASII, AGII, BRPT, TPIA, GGRM, HMSP, INDF, ICBP

IDXTRANS

Transportasi & Logistik

GIAAM HELI, LRNA, ASSA, DEAL, BIRD, JAYA, SAPX, NELY

 

 

 

IDXHEALTH

Kesehatan

SAME, MIKA, IRRA, SIDO, INAF, KAEF, PEHA, HEAL, KBLF

Direktur Panin Aset Manajemen Rudiyanto mengatakan dampak yang akan terasa lebih dari sisi administrasi, terutama jika emiten yang masuk portofolio mencantumkan sektornya di fact sheet produk reksa dana.

“Paling dampaknya di fact sheet saja, karena sektornya baru berarti nanti harus dikoreksi, mencantumkan dari sektor mana,” kata Rudiyanto, Jumat (22/1/2021)

Dari sisi stock picking, dia menilai pengkategorian secara sektoral tak terlalu memengaruhi manajer investasi dalam memilih emiten yang akan masuk portofolio, karena biasanya seleksi dilakukan berdasarkan kinerja individual bukan sektoral.

Akan tetapi dia tak menutup kemungkinan dengan adanya klasifikasi yang lebih spesifik seperti indeks sektoral IDX-IC, bisa dibentuk produk reksa dana indeks yang mengacu pada indeks sektoral, dengan catatan anggota konstituen indeks tersebut cukup beragam.

“Kalau isi indeksnya terlalu sedikit kami juga akan kesulitan ya, karena jadinya pilihan yang ada terbatas,” pungkas dia.

SEJAK 1996

Sebelumnya, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny Wicaksono menjelaskan bahwa JASICA yang telah digunakan sejak 1996 ini dianggap telah memiliki banyak keterbatasan dalam mengelompokkan perusahaan tercatat.

Dalam JASICA tak terdapat klasifikasi untuk mengelompokkan jenis usaha baru yang saat ini mulai berkembang, seperti perusahaan teknologi, perusahaan perfilman, dan perusahaan terkait jasa olahraga sehingga terpaksa digolongkan ke dalam subsektor Others atau “lain-lain”.

Selain itu, saat ini terdapat sektor-sektor yang terlalu luas dan tidak homogen serta tidak terdefinisi secara spesifik, misalnya sektor aneka industri yang berisi subsektor dengan rentang sangat luas mulai dari mesin & alat berat, otomotif & komponen, tekstil & garmen, alas kaki, kabel, serta elektronik.

Seperti yang telah disinggung Hasan, Denny juga menyebut prinsip klasifikasi berdasarkan aktivitas industri tidak menjadi praktik yang lazim (common practice) di Bursa Efek lain di dunia sehingga perlu klasifikasi lain yang lebih sesuai.

Menurutnya, indeks-indeks di bursa luar lebih menekankan prinsip klasifikasi berdasarkan eksposur pasar dari perusahaan tercatat dibandingkan prinsip klasifikasi menggunakan acuan aktivitas ekonomi seperi yang diadopsi JASICA.

Adapun, dalam prinsip klasifikasi IDX-IC lebih mengedepankan eksposur pasar dengan penentuan klasifikasi menggunakan sumber pendapatan terbesar yang tercantum dalam laporan keuangan masing-masing perusahaan tercatat dan sumber lainnya.

Berbeda dengan JASICA yang mengelompokkan perusahaan-perusahaan tercatat ke dalam 2 lapis klasifikasi yakni 9 sektor dan 56 subsektor, dalam klasifikasi IDC-IC terdiri atas 4 lapis klasifikasi yang lebih mendetail yakni 12 sektor, 35 subsektor, 69 industri, dan 130 industri.

“Di JASICA ada lebih dari 20 perusahaan tercatat yang masuk klasifikasi [subsektor] Others karena tidak ada subsektor lain yang tersedia, dalam IDX-IC tidak ada lagi klasifikasi Others karena semua perusahaan terklasifikasi spesifik,” tuturnya lagi.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper