Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Luncurkan Indeks Klasifikasi Industri Baru Pekan Depan

IDX-IC merupakan indeks yang mengacu pada prinsip klasifikasi baru untuk mengelompokkan emiten-emiten yang ada di BEI.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menjelaskan kebijakan baru dalam perdagangan ETF, Selasa (10/11/2020). Maximum price movement sebelumnya hanya ditetapkan sebanyak 10 tick atau 10 kali fraksi harga ETF dan dengan penyesuaian yang dilakukan kini menjadi tidak terbatas.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menjelaskan kebijakan baru dalam perdagangan ETF, Selasa (10/11/2020). Maximum price movement sebelumnya hanya ditetapkan sebanyak 10 tick atau 10 kali fraksi harga ETF dan dengan penyesuaian yang dilakukan kini menjadi tidak terbatas.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia bersiap merilis indeks klasifikasi industri baru bertajuk IDX Industrial Classification (IDX-IC) pada pekan depan. Indeks baru tersebut akan menggantikan Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA).

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan IDX-IC merupakan indeks yang mengacu pada prinsip klasifikasi baru untuk mengelompokkan emiten-emiten yang ada di BEI.

Hasan menuturkan, pengembangan terkait klasifikasi ini telah dilakukan BEI selama beberapa tahun terakhir seiring fenomena maraknya perusahaan tercatat baru dengan bidang usaha baru yang tak dapat teridentifikasi dalam JASICA.

Selain itu, otoritas bursa merasa perlu menyesuaikan metode klasifikasi dengan praktik yang banyak dilakukan oleh bursa-bursa lainnya di dunia, yang mana telah banyak terjadi pergeseran klasifikasi industri baru.

“Jadi IDX-IC ini rencananya Insyaallah akan diluncurkan di minggu depan, tanggal 25 Januari 2021,” kata Hasan kepada para awak media, Rabu (20/1/2021)

Mengingat perubahan klasifikasi yang akan terapkan adalah menyeluruh, bursa masih akan menggunakan JASICA selama masa transisi 3 bulan ke depan, atau hingga akhir April 2021 untuk memudahkan para pelaku pasar memahami klasifikasi yang baru.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny Wicaksono menjelaskan bahwa JASICA yang telah digunakan sejak 1996 ini dianggap telah memiliki banyak keterbatasan dalam mengelompokkan perusahaan tercatat.

Dalam JASICA tak terdapat klasifikasi untuk mengelompokkan jenis usaha baru yang saat ini mulai berkembang, seperti perusahaan teknologi, perusahaan perfilman, dan perusahaan terkait jasa olahraga sehingga terpaksa digolongkan ke dalam subsektor Others atau “lain-lain”.

Selain itu, saat ini terdapat sektor-sektor yang terlalu luas dan tidak homogen serta tidak terdefinisi secara spesifik, misalnya sektor aneka industri yang berisi subsektor dengan rentang sangat luas mulai dari mesin & alat berat, otomotif & komponen, tekstil & garmen, alas kaki, kabel, serta elektronik.

Seperti yang telah disinggung Hasan, Denny juga menyebut prinsip klasifikasi berdasarkan aktivitas industri tidak menjadi praktik yang lazim (common practice) di bursa efek lain di dunia sehingga perlu klasifikasi lain yang lebih sesuai.

Menurutnya, indeks-indeks di bursa luar lebih menekankan prinsip klasifikasi berdasarkan eksposur pasar dari perusahaan tercatat dibandingkan prinsip klasifikasi menggunakan acuan aktivitas ekonomi seperi yang diadopsi JASICA.

Adapun, dalam prinsip klasifikasi IDX-IC lebih mengedepankan eksposur pasar dengan penentuan klasifikasi menggunakan sumber pendapatan terbesar yang tercantum dalam laporan keuangan masing-masing perusahaan tercatat dan sumber lainnya.

Berbeda dengan JASICA yang mengelompokkan perusahaan-perusahaan tercatat ke dalam 2 lapis klasifikasi yakni 9 sektor dan 56 subsektor, dalam klasifikasi IDC-IC terdiri atas 4 lapis klasifikasi yang lebih mendetail yakni 12 sektor, 35 subsektor, 69 industri, dan 130 industri.

“Di JASICA ada lebih dari 20 perusahaan tercatat yang masuk klasifikasi [subsektor] Others karena tidak ada subsektor lain yang tersedia, dalam IDX-IC tidak ada lagi klasifikasi Others karena semua perusahaan terklasifikasi spesifik,” tuturnya lagi.

Berikut nama-nama indeks sektoral yang ada dalam IDX-IC:
- IDXENERGY (Sektor Energi)
- IDXBASIC (Sektor Barang Baku)
- IDXINDUST (Sektor Perindustrian)
- IDXNONCYC (Sektor Barang Konsumen Primer)
- IDXCYCLIC (Sektor Barang Konsumen Nonprimer)
- IDXHEALTH (Sektor Kesehatan)
- IDXFINANCE (Sektor Keuangan)
- IDXPROPERT (Sektor Properti & Real Estat)
- IDXTECHNO (Sektor Teknologi)
- IDXINFRA (Sektor Infrastruktur)
- IDXTRANS (Sektor Transportasi & Logistik)

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper