Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) berkomitmen menyelesaikan pelunasan obligasi global senlai US$350 juta pada Jumat (22/1/2021) atau sekitar Rp4,9 triliun (kurs Jisdor Rp14.039 per dolar AS).
Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso menyampaikan TBG Global Pte. Ltd, yang 100 persen sahamnya dimiliki TBIG, telah mengumumkan kepada Bursa Efek Singapura atas rencana pelunasan surat utang senilai US$350 juta.
"Dampak dari pembayaran dipercepat ini adalah mengurangi beban bunga perseroan dan memperpanjang rata-rata tenor struktur utang TBIG," paparnya dalam keterangan kepada Bursa Efek Indonesia, Kamis (21/1/2021).
Sementara itu, TBIG juga mendapatkan pinjaman revolving dari perbankan senilai US$275 juta. Jumlah tersebut setara Rp3,86 triliun merujuk pada Kurs Jisdor Kamis (21/1/2021) di level Rp14.039.
Entitas Grup Saratoga itu menandatangani fasilitas pinjaman revolving (revolving credit facility/RCF) senilai US$275 juta dari total komitmen US$645 juta yang disebut Fasilitas F.
CEO Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman eksisting perseroan senilai US$275 juta atau Fasilitas D.
Baca Juga
Fasilitas F yang jatuh tempo pada Juni 2026 memiliki bunga Libor (London Interbank Offered Rate) ditambah 175 basis poin atau lebih rendah 25 bps dibandingkan bunga pinjaman Fasilitas D.
“Kami memiliki struktur utang yang sangat kuat dengan utang jangka panjang telah terlindung nilai dan ketersediaan komitmen kredit cukup serta ruang yang cukup besar berdasarkan financial covenants kami,” kata Hardi dalam keterangan resmi, Kamis (21/1/2021).
Pekan lalu, emiten menara Grup Saratoga ini juga sudah menerbitkan emisi surat utang tanpa jaminan (senior unsecured notes) yang akan jatuh tempo pada 2026 senilai US$300 juta.
Surat utang itu memiliki suku bunga 2,75 persen dan dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX). Fitch Ratings memberikan peringkat investment grade BBB- untuk notes tersebut. Adapun, obligasi tenor pendek itu juga akan digunakan oleh TBIG untuk melunasi kewajiban dari fasilitas RCF yang dimilikinya.
Apabila pinjaman RCF senilai US$275 juta ini ditambah dengan notes US$300 juta, TBIG akan mengantongi dana segar lebih dari US$500 juta. Belum lagi masih terdapat komitmen RCF yang belum dicairkan senilai US$370 juta
“Fasilitas F dan Surat Utang 2026 yang baru ini telah mengurangi biaya bunga kami serta memperpanjang rata-rata tenor struktur utang kami,” imbuh Hardi.
Dia pun menunjukkan bahwa TBIG masih memiliki cukup ruang untuk menggunakan pinjaman tambahan berdasarkan financial covenants yang tidak lebih dari 5 kali rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA yang disetahunkan.