Bisnis.com, JAKARTA – Badai telah berlalu untuk sektor perbankan. Harga saham sejumlah emiten perbankan pun terus membaik sejak awal tahun.
Salah satu saham perbankan pelat merah yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang mengalami kenaikan harga 9,83 persen menjadi Rp4.580 sejak awal tahun hingga Jumat (15/1/2021), menjadi salah satu penopang penguatan indeks IDX BUMN20.
Berdasarkan data Bloomberg, saham dengan kode BBRI itu berkontribusi sebesar 12,36 persen terhadap pergerakan indeks IDX BUMN20.
BBRI menjadi mover kedua setelah saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang naik 61,24 persen menjadi Rp3.120 per saham. ANTM berkontribusi sebesar 32,03 persen terhadap pergerakan indeks IDX BUMN20.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 15 Januari 2021, indeks yang memiliki konstituen 20 saham emiten pelat merah lintas sektor itu mencatatkan kenaikan sebesar 11,38 persen.
Posisi tersebut lebih tinggi (outperform) dari apresiasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya sebesar 6,60 persen.
Baca Juga
Analis Aldiracita Sekuritas Indonesia Agus Pramono menjelaskan bahwa sektor perbankan mulai bangkit setelah tertekan pandemi Covid-19 pada 2020. Seperti diketahui, pandemi telah menyebabkan restrukturisasi utang terjadi secara masif.
Pemerintah pun dengan sigap mengeluarkan sejumlah stimulus baik dari sisi fiskal maupun moneter. Agus menilai stimulus itu mulai membuahkan hasil yang terlihat dari pemulihan kinerja perbankan pada kuartal III/2020.
“Tahun 2021 akan menjadi masa pemulihan ekonomi makro dan stimulus bakal terus menjadi juru selamat sektor perbankan,” tulis Agus dalam riset, dikutip Minggu (17/1/2021).
Kendati Agus mempertahankan rekomendasi netral untuk saham perbankan, dia menaikkan sejumlah target harga dari saham-saham perbankan pelat merah maupun swasta.
Agus menunjuk saham BBTN dan BMRI sebagai top picks dengan target harga Rp2.600 per saham dan Rp8.600 per saham.
Sementara itu, BBRI tetap direkomendasikan beli dengan target harga Rp5.400 dan BBNI dengan target harga Rp7.100.
Kepala Riset Indo Premier Sekuritas Jovent Muliadi juga mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BBRI dengan target harga Rp5.600 per saham.
Menurut Jovent, potensi merger antara Pegadaian dan PNM ke dalam Bank BRI akan mendongkrak pendapatan bank yang fokus pada industri UMKM ini sebesar 10 persen.
“Dengan adanya integrasi Pegadaian dan PNM, kami akan terus memperbarui rekomendasi BBRI,” tulis Jovent dalam riset.
Sebelumnya diberitakan bahwa Bank BRI berencana mengakuisisi Pegadaian dan PNM pada tahun ini setidaknya dalam kuartal I/2021. Indo Premier melihat skema akuisisi itu kemungkinan besar akan dilakukan lewat penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Apabila terealisasi, aksi merger antara Bank BRI dengan Pegadaian dan PNM akan membawa posisi Bank BRI menjadi pemimpin pasar (market leader) kreditur mikro.
Selain sentimen aksi korporasi, saham Bank BRI sangat diminati belakangan ini juga lantaran perseroan melaporkan penurunan restrukturisasi dalam tiga bulan terakhir.
Jovent menunjukkan dengan mengutip data terbaru bahwa restrukturisasi di Bank BRI tercatat senilai Rp187 triliun per Desember 2020 atau 20 persen dari total pinjaman. Bank BRI membukukan nilai restrukturisasi tertinggi Rp194 triliun pada September atau 21 persen dari total pinjaman.