Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Pelat Merah Moncer, Indeks IDX BUMN20 Jadi Jawara Bursa

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 15 Januari 2021, indeks yang memiliki konstituen 20 saham emiten pelat merah lintas sektor itu mencatatkan kenaikan sebesar 11,38 persen.
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham IDX BUMN20 menjadi jawara indeks dengan kinerja terbaik hingga akhir pekan kedua tahun ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 15 Januari 2021, indeks yang memiliki konstituen 20 saham emiten pelat merah lintas sektor itu mencatatkan kenaikan sebesar 11,38 persen.

Posisi tersebut lebih tinggi (outperform) dari apresiasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya sebesar 6,60 persen.

Apabila memperhitungkan kinerja indeks sektoral, indeks IDX BUMN20 berada di posisi kedua terbaik setelah indeks tambang yang melesat 15,34 persen.

Dari keluarga BUMN Karya yang masuk dalam indeks IDX BUMN20, saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatatkan kenaikan yang juga fantastis 31,25 persen menjadi Rp1.890 per saham.

Lonjakan harga saham tersebut seiring dengan ekspektasi pelaku pasar akan kinerja fundamental perseroan yang kuat. Di saat saham ANTM terpantik dari prospek kenaikan harga komoditas nikel seiring dengan perkembangan kendaraan listrik, harga saham WSKT menyusul momentum kenaikan anggaran infrastruktur dari pemerintah tahun ini. 

Tak hanya itu, rencana divestasi 9 ruas jalan tol milik Waskita Karya dan kehadiran Sovereign Wealth Fund (SWF) juga diharapkan menjadi jalan keluar dari kondisi ketatnya likuiditas.

Di sisi lain, Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan pergerakan saham tambang logam terkerek penguatan harga komoditas, mulai dari emas, tembaga, hingga nikel yang masih berlangsung sejak paruh kedua 2020 hingga awal tahun ini.

“Pergerakan juga tersulut sentimen proyek baterai listrik Indonesia dengan nilai yang cukup jumbo sehingga pasar memiliki ekspektasi besar proyek itu dapat meningkatkan fundamental kinerja emiten logam terutama ANTM dan INCO,” ujar Alfred.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper