Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah katalis positif telah menguatkan harga saham-saham pelat merah sejak kuartal terakhir 2020. Hal itu pun membuat potensi penguatan lanjutan menjadi lebih terbatas di masa depan.
Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar menjelaskan emiten BUMN memiliki prospek bisnis yang cukup baik pada tahun ini. Pelaku pasar pun mengantisipasi positif hal tersebut dengan lebih dulu mengumpulkan saham-saham perusahaan pelat merah.
“Sebagian saham-saham emiten BUMN [terutama tambang dan konstruksi] sudah meningkat cukup banyak sejak kuartal IV/2020, sehingga peluang kenaikan lanjutan juga cenderung lebih terbatas,” kata Anggaraksa, Minggu (17/1/2021).
Adapun, salah satu penopang prospek bisnis emiten BUMN berasal dari penerapan UU Cipta Kerja seperti kerjasama pembagian spektrum bagi sektor telekomunikasi serta pembentukan Sovereign Wealth Fund bagi sektor konstruksi dan infrastruktur.
Selain itu, uforia investor mengoleksi saham BUMN juga didorong oleh rencana aksi korporasi dari sejumlah emiten. Adapun, aksi korporasi biasanya dapat meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut terutama apabila dana segar digunakan untuk ekspansi.
Beberapa perusahaan pelat merah yang berencana melakukan aksi korporasi tahun ini a.l. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. yang akan membawa Mitratel ke lantai busa, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang direncanakan membawahi BUMN pembiayaan mikro yaitu PNM dan Pegadaian.
Baca Juga
Anggaraksa pun merekomendasikan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan target harga Rp3.800 per saham, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) dengan target harga Rp5.100 per saham, dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) dengan target harga Rp13.325 untuk tetap dapat dicermati.