Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dividen Emiten Menipis, Investor Disarankan Masuk Growth Stock Berikut Ini

Analis menyarankan investor untuk menggabungkan saham-saham berorientasi pertumbuhan (growth stock) dan saham pembagi dividen (dividend yield stock).
REKOMENDASI SAHAM 9 Juni: IHSG Bakal Rebound Papan elektronik menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan. JIBI/Dwi Prasetya
REKOMENDASI SAHAM 9 Juni: IHSG Bakal Rebound Papan elektronik menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan. JIBI/Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan investor untuk masuk ke sejumlah saham yang masuk dalam kategori growth stock.

Mirae memperkirakan yield dividen pada 2021 secara keseluruhan tidak akan semeriah pada tahun lalu. Pasalnya pandemi menyeret turun pendapatan korporasi di hampir seluruh sektor, kecuali sektor infrastruktur dan pertanian.

Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo menuliskan dalam riset terbarunya menyarankan investor untuk menggabungkan saham-saham berorientasi pertumbuhan (growth stock) dan saham pembagi dividen (dividend yield stock).

Pada saat growth stock dapat memberikan pendapatan yang luar biasa dalam jangka panjang, saham emiten pembagi dividen sudah mulai bekerja memberikan imbal hasil sejak awal.

Mirae Asset Sekuritas pun memiliki growth stock yang bisa menjadi pilihan a.l. ADMF, ARNA, ASGR, BBCA, BBRI, BJBR, BJTM, BMRI, EKAD, ICBP, INDF, MYOR, PBID, POWR, SIDO, TBIG, TGKA, TLKM, TOWR, dan UNTR.

Growth stock adalah saham yang perusahaanya memiliki potensi untuk menaikkan nilai perusahaan dengan cara yang cepat. Hal itu bisa dilihat dari meningkatnya laba dan nilai ekuitas perusahaan dengan pesat.

Sedangkan saham pembagi dividen yang menarik seperti ADRO, HEXA, HMSP, ITMG, NRCA, PTBA, TOTL, dan WTON.

Handiman menyampaikan bahwa yield dividen belum akan mengikuti rebound harga saham para emiten belakangan ini.

Dari 720 saham perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, Handiman menunjukkan hanya 9,2 persen yang meningkatkan nilai pembayaran dividen untuk tahun buku 2019.

Sementara 22,2 persen lainnya mengurangi nilai pembayaran dividen, 7,5 persen mempertahankan nilai pembayaran dividen, dan 51,4 persen perusahaan tetap belum membagikan dividen. Sementara itu 9,8 persen lainnya merupakan emiten baru.

“Dividen sektor keuangan sepertinya akan turun, kecuali BJTM. Dividen sektor tambang tampaknya turun paling tajam karena pendapatan berkurang, tapi masih memberikan yield yang menarik. Sektor konsumer akan menawarkan dividen yang stabil, kecuali emiten rokok,” tulis Handiman, seperti dikutip pada Rabu (13/1/2021).

Lebih lanjut, Handiman menjelaskan yield dividen dari sektor keuangan akan turun namun pembayarannya belum tentu berkurang. Perbankan, misalnya, telah mengalami perbaikan pendapatan pada kuartal III/2020 sehingga mayoritas emiten bank dapat mempertahankan pembayaran dividennya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper