Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi Utang BUMN Awal Tahun Dinilai Sudah Baik

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan tidak ada waktu yang tepat bagi perusahaan dengan liabilitas tinggi untuk merestrukturisasi kewajiban.
Bendungan Way Sekampung di Lampung, salah satu proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Bendungan Way Sekampung di Lampung, salah satu proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat menilai aksi restrukturisasi yang dilakukan perusahaan pelat merah pada awal tahun ini sebagai langkah yang baik. Pasalnya, BUMN tersebut akan lebih mudah menangkap peluang ketika kondisi berbalik normal setelah distribusi vaksin lancar.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan tidak ada waktu yang tepat bagi perusahaan dengan liabilitas tinggi untuk merestrukturisasi kewajiban.

“Restrukturisasi ini kan tujuannya untuk mengoptimalkan BUMN. Semakin cepat semakin baik,” kata Piter kepada Bisnis, Rabu (13/1/2021).

Selain itu, momen awal tahun ini juga dapat dimanfaatkan BUMN karena bertepatan dengan awal tahun anggaran pemerintah. 

Apabila restrukturisasi dilakukan lebih cepat, dari sisi pemerintah pun akan lebih mudah mengeksekusi anggaran di masa depan.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menjadi yang paling awal merestrukturisasi pinjaman jangka pendek yang akan jatuh tempo pada tahun ini.

Pengamat BUMN Toto Pranoto menambahkan bahwa BUMN yang melakukan restrukturisasi pada awal tahun ini memang berasal dari sektor yang paling terpukul oleh pandemi pada 2020.

Toto menunjukkan pendapatan dan laba dari perusahaan tersebut di atas tergerus pada masa pandemi sementara biaya-biaya yang harus dibayar tetap dikeluarkan.

“Sehingga terjadi kesulitan likuiditas. Ketika tidak ada opsi lain, restrukturisasi ini menjadi pilihan untuk bisa bernapas,” jelas Toto.

Khusus untuk Waskita Karya, Toto melihat kelancaran divestasi aset menjadi kunci utama untuk memperbaiki kondisi neraca keuangan yang tertekan.

Apabila Waskita Karya mampu menarik investor untuk mengambil alih beberapa proyek jalan tol yang telah selesai, likuiditas Waskita Karya pun dipastikan kembali kuat.

Sementara untuk Garuda Indonesia, Toto menilai pencairan dana PEN juga bakal dapat menambah lega likuiditas emiten dengan kode saham GIAA tersebut.

“Garuda di 2020 ini kan sudah juga melakukan beberapa restrukturisasi utang dan juga sudah menikmati bantuan likuiditas pemerintah lewat PEN,” imbuh Toto.

Dengan demikian, diharapkan Garuda Indonesia akan lebih siap untuk menangkap peluang ketika mobilitas orang kembali seperti sebelum pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper