Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak hampir 400.000 investor tercatat sebagai pemegang saham PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) setelah pelaksanaan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) senilai Rp2,37 triliun.
PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) resmi listing di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (9/7/2025). Dalam IPO, anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) itu menetapkan harga penawaran sebesar Rp190 per saham dengan total saham yang dilepas mencapai 12,48 miliar saham.
Pada penawaran umum 2-7 Juli 2025, berdasarkan fixed allotment atau penjatahan pasti, saham Chandra Daya Investasi mengalami total kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 15,06 kali.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip Selasa (8/7/2025), total pesanan saham CDIA mencapai 187,98 miliar saham atau tepatnya 187.983.031.700 lembar saham, dari rencana 12,48 miliar saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.
BEI mencatat jumlah pemegang saham CDIA setelah IPO mencapai 399.131 pihak. Setelah IPO, komposisi pemegang saham CDIA terdiri atas PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) 60%, Pheonix Power 30%, dan publik 10%.
“Pesanan yang masuk hampir Rp50 triliun, tetapi yang benar-benar ada dananya dan dapat alokasi sekitar Rp35 triliun. [Pemesan] lebih dari 400.000 investor. Rekor,” ujar sumber Bisnis.com yang mengetahui informasi ini, Selasa (8/7/2025).
Dalam pemberitaan sebelumnya, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan CDIA menjadi salah IPO paling disorot karena berpeluang meningkatkan kapitalisasi pasar secara signifikan IHSG.
Peningkatan kapitalisasi pasar, kata Nafan, juga mendorong perbaikan likuiditas IHSG sekaligus menciptakan ruang manuver lebih luas bagi para investor.
“Market cap CDIA berpotensi naik begitupun harga sahamnya. Otomatis ini bisa meningkatkan likuiditas IHSG. Apalagi emiten-emiten terafiliasi Prajogo Pangestu berkomitmen penuh dalam penerapan good corporate governance,” ucap Nafan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.