Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meneropong 'Bahan Bakar' Saham Astra International (ASII) pada Semester II/2025

Saham emiten konglomerasi PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan kinerja merah pada paruh pertama 2025. Ke mana laju saham ASII semester II/2025?
Aerial foto gedung Menara Astra yang ada di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Bisnis/Nurul Hidayat
Aerial foto gedung Menara Astra yang ada di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan kinerja merah pada paruh pertama 2025. Pada semester II/2025, sejumlah analis menyebut terdapat beberapa katalis positif yang berpotensi mendongkrak saham ASII.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ASII berada di zona merah, melemah 8,16% sepanjang semester I/2025 ke level Rp4.500 pada penutupan perdagangan 30 Juni 2025.

Saham ASII pun masuk ke dalam jajaran pemberat indeks harga saham gabungan (IHSG) atau menjadi top laggards pada semester I/2025.

Lesunya saham ASII pada semester I/2025 beriringan dengan lemahnya kinerja bisnis otomotif. Berdasarkan data yang dirilis Astra, penjualan mobil Astra dari Januari 2025 sampai Mei 2025 mencapai 172.268 unit, turun 8,28% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya 187.834 unit.

Penjualan mobil LCGC Astra juga turun 21,66% YoY menjadi 43.698 unit dari Januari 2025 sampai Mei 2025, dibandingkan dengan periode yang sama 2024 sebanyak 55.782 unit.

Kinerja industri otomotif memang sedang lesu pada tahun ini. Berdasarkan data terbaru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales pada Mei 2025 sebesar 60.613 unit, atau ambles 15,1% YoY dibandingkan dengan Mei 2024 sebanyak 71.391 unit. 

Di lain sisi, penjualan mobil secara ritel alias dari dealer ke konsumen juga susut 15,1% YoY menjadi 61.339 unit pada Mei 2025, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 72.246 unit. 

Memasuki paruh kedua 2025, kinerja saham ASII kemudian menanjak. Harga saham ASII telah naik 4% dalam sepekan ke level Rp4.680 per saham pada perdagangan hari ini, Senin (7/7/2025). Meskipun, saham ASII masih di zona merah, melemah 4,49% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Analis PT Indo Premier Sekuritas Aurelia Barus dan Belva Monica dalam risetnya menilai harga saham ASII telah mencapai titik terendah pada semester I/2025 yang mencerminkan ekspektasi yang rendah. Konsensus pun telah menurunkan laba keseluruhan 2025 ASII yang mencerminkan kekhawatiran atas risiko pertumbuhan lesu.

"Kami menilai penilaian saham ASII saat ini telah memperhitungkan sebagian besar risiko, yaitu, pelemahan volume pada otomotif, meningkatnya NPF [nonperforming financing] pada divisi pembiayaan, dan kinerja UNTR [PT United Tractors Tbk.] yang lebih lambat," tulis Aurelia dan Belva dalam risetnya pada Senin (7/7/2025).

Menurut mereka, kejutan positif apa pun ke depannya berpotensi mendukung kinerja harga saham ASII. Indo Premier Sekuritas dalam risetnya pun merekomendasikan beli untuk ASIi dengan target harga di level Rp5.050 per saham.

Salah satu sentimen positif bagi ASII ialah harga rata-rata penjualan kendaraan roda empat yang lebih baik dari perkiraan dan pemulihan permintaan otomotif yang lebih cepat dari perkiraan.

Dalam riset terpisah, analis Ina Sekuritas Arief Machrus menilai ASII tetap kuat meskipun menghadapi tantangan seperti potensi pajak kendaraan Internal Combustion Engine (ICE), pemotongan subsidi bahan bakar, dan meningkatnya persaingan di industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV). 

"Pangsa pasar Toyota [milik Astra] yang kuat dan keuangan ASII yang solid menawarkan stabilitas," tulis Arief dalam risetnya.

Ina Sekuritas kemudian mempertahankan peringkat beli pada ASII dengan target harga Rp5.850 per saham.

Analis Maybank Sekuritas Indonesia Paulina Margareta menilai meskipun penjualan otomotif lesu, saham ASII masih prospektif. Maybank Sekuritas Indonesia merekomendasikan buy untuk ASII dengan target harga di level Rp5.650 per lembar. Kinerja saham ASII juga menurutnya didorong oleh valuasi dan dividen yang menarik. 

"Meskipun kekhawatiran muncul seputar pertumbuhan laba dan persaingan industri otomotif, kami pikir portofolio yang terdiversifikasi dan bisnis yang berfokus pada domestik memposisikan ASII sebagai opsi defensif di tengah volatilitas pasar dan risiko perang dagang," tulis Paulina dalam risetnya. 

Meskipun, ASII tetap memiliki tantangan, yakni permintaan otomotif yang lebih lemah dari perkiraan, pajak ICE yang lebih tinggi, subsidi bahan bakar yang lebih rendah, dan ekspansi agresif oleh produsen EV di Indonesia.

Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak 24 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk ASII. Lalu, sembilan sekuritas merekomendasikan hold. Target harga saham ASII sendiri berada di level Rp5.537 per lembar dalam 12 bulan ke depan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper