Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Selasa 8 Juli 2025

IHSG berpotensi melanjutkan tren penguatan ke area 6.992–7.050 pada perdagangan Selasa (8/7/2025), dengan sederet saham menjadi rekomendasi analis hari ini.
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatannya ke kisaran 6.992–7.050 pada perdagangan Selasa (8/7/2025). Sejumlah saham turut direkomendasikan analis hari ini.

Tim Analis MNC Sekuritas mencatat IHSG ditutup menguat 0,52% ke level 6.900 pada perdagangan kemarin, Senin (7/7/2025), yang masih didominasi oleh tekanan jual. MNC memperkirakan, pada skenario terbaiknya, posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave (b) dari wave [b].

“Sehingga IHSG masih berpeluang menguat setidaknya ke rentang 6.992-7.050 pada label hitam. Namun, waspadai akan label merah dimana IHSG akan menguji 6.582-6.721,” tulis Tim Riset MNC Sekuritas, Selasa (8/7/2025).

Untuk hari ini, MNC Sekuritas memproyeksikan level support IHSG berada di kisaran 6.824 dan 6.752, sementara resistance berada di 6.994 dan 7.085. Saham-saham yang direkomendasikan antara lain MYOR, PTRO, RATU, dan UNVR.

Sementara itu, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi memproyeksikan IHSG pada pekan ini berpotensi menguat ke kisaran 6.970, setelah sepanjang pekan lalu mengalami koreksi sebesar 0,47% ke level 6.865, seiring tekanan jual bersih asing senilai Rp2 triliun.

“Kami melihat saat ini pasar berada di persimpangan jalan. Optimisme meredanya tensi perang dagang cukup besar, namun di sisi lain risiko dari kebijakan fiskal dan arah suku bunga AS masih membayangi,” jelas Imam dalam riset, Senin (7/7/2025).

Imam mengatakan, pergerakan pasar saat ini juga turut dipengaruhi oleh perkembangan aktivitas manufaktur global. Data menunjukkan perbaikan di Tiongkok, di mana PMI Manufaktur naik ke level 49,7 pada Juni 2025 didorong peningkatan pesanan baru dan output pabrik. Hal serupa terjadi di AS, meski permintaan domestik masih relatif melemah.

Di sisi lain, Indonesia justru mencatatkan penurunan aktivitas manufaktur ke level 46,9, turun dari bulan sebelumnya yang berada di 47,4. Imam menilai, turunnya aktivitas pabrikan dalam negeri dipicu lemahnya permintaan domestik, yang kemudian berdampak ke penurunan output, pembelian bahan baku, serta serapan tenaga kerja.

Kondisi tersebut dinilai tidak lepas dari kehati-hatian pelaku usaha dalam merespons ketidakpastian global, termasuk terkait potensi kebijakan tarif impor oleh AS yang masih ditunggu kejelasannya.

Imam menambahkan, dari sisi domestik, pelaku pasar juga akan mencermati sejumlah indikator penting yang berpotensi memengaruhi arah pasar. Salah satunya adalah data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang diperkirakan masih bertahan di zona optimis pada level 123, mencerminkan ekspektasi konsumsi rumah tangga ke depan.

Selain itu, pelaku pasar turut mencermati data penjualan ritel, yang menjadi cerminan daya beli masyarakat. Kinerja sektor ritel akan memberi gambaran arah pengeluaran rumah tangga, yang merupakan salah satu kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Adapun dari sektor otomotif, data penjualan mobil dan sepeda motor juga menjadi perhatian. Imam menilai, tren penjualan kendaraan bermotor dapat menjadi indikator kepercayaan masyarakat terhadap kondisi keuangan saat ini maupun ekspektasi pendapatan di masa mendatang.

Dari global, pelaku pasar juga akan memantau inflasi konsumen (CPI) China yang berpotensi memberikan sinyal tambahan terkait prospek daya beli dan kondisi perekonomian mitra dagang utama Indonesia tersebut.

“Secara keseluruhan, meski pasar masih dibayangi ketidakpastian, namun bagi investor yang selektif, justru kondisi seperti ini dapat melahirkan peluang terbaik, khususnya di sektor yang memiliki fundamental kuat dan katalis jangka panjang,” tutup Imam.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

12:02 WIB
IHSG sesi I melemah tipis

IHSG sesi I ditutup melemah tipis 0,01% atau 0,33 poin menuju level 6.900,60.

Sepanjang sesi perdagangan, IHSG bergerak pada rentang 6.885 hingga 6.908.

Sebanyak 276 saham menguat, 281 melemah dan 220 saham stagnan.

09:03 WIB
IHSG dibuka merah

IHSG dibuka melemah 0,17% atau 11,91 poin menuju level 6.889,01 pukul 09.02 WIB

Pada awal sesi, IHSG bergerak pada rentang 6.886 hingga 6.894.

Sebanyak 150 saham menguat, 112 melemah dan 222 saham stagnan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper