Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan Bitcoin dalam dua hari berturut-turut pada hari Senin (11/1/2021) memicu kekhawatiran bahwa lonjakan harga cryptocurrency mungkin kehabisan momentum.
Dilansir Bloomberg, cryptocurrency dengan valuasi terbesar ini merosot sebanyak 18 persen selama hari Minggu dan Senin ke level sekitar US$33.500. ini adalah penurunan dua hari terbesar sejak Mei tahun lalu, setelah mencapai rekor tertinggi nyaris US$42.000 pada 8 Januari 2021.
“Akan ditentukan apakah ini adalah awal dari koreksi yang lebih besar, tetapi kami sekarang telah melihat berakhirnya pola parabola ini jadi mungkin saja begitu,” kata kepala pengembangan bisnis bursa cryptocurrency Luno Vijay Ayyar, seperti dikutip Bloomberg.
Harga Bitcoin telah menguat lebih dari empat kali lipat dalam satu tahun terakhir, membangkitkan ingatan akan lonjakan tahun 2017 yang pertama kali menjadikan mata uang kripto sebagai pusat perhatian sebelum harga jatuh dengan cepat.
Pihak-pihak yang percaya dengan Bitcoin berpendapat bahwa perbedaan penguatan kali ini adalah aset tersebut telah matang dengan masuknya investor institusional. Selain itu, Bitcoin semakin dipandang sebagai aset lindung nilai yang sah terhadap pelemahan dolar AS dan risiko inflasi.
Di sisi lain, pihak yang skeptis khawatir bahwa reli tersebut tidak terkait dengan alasan fundamental dan tidak didorong oleh sejumlah besar stimulus fiskal dan moneter. Mereka juga ragu bahwa Bitcoin dapat berfungsi sebagai alternatif mata uang yang layak.
“Bitcoin hampir pasti berada dalam bubble lain dan tingkat pertumbuhannya saat ini tidak berkelanjutan. Meskipun aset mungkin akan matang di masa depan, Bitcoin sebagian besar merupakan aset spekulatif,” ungkap co-founder Convoy Investments LLC Howard Wang, Minggu (10/1/2021).
Ayyar memperkirakan Bitcoin telah mengabaikan penurunan baru-baru ini dan berpotensi pulih hingga US$44.000 sebelum koreksi yang sebenarnya.
Pada Senin pukul 12.03 WIB, Bitcoin memangkas pelemahan dan bertahan di kisaran level US$35.600. Aset digital lain juga merosot, dengan koin terbesar kedua, Ethereum, jatuh hingga 20 persen.