Bisnis.com, JAKARTA – Performa saham di kawasan Asia diperkirakan moncer pada 2021, setelah sempat memacu kinerja saham di Amerika Serikat pada 2020.
Analis menilai penguatan saham di Asia akan berlanjut pada 2021. Penemuan vaksin disebut berpotensi mendorong kenaikan saham siklikal.
Berdasarkan survei Bloomberg, secara rata-rata analis memperkirakan indeks MSCI Asia Pacific akan menguat 8 persen pada 2021 atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan penguatan indeks S&P 500 sebesar 7 persen.
CEO Global CIO Office Gary Dugan mengatakan rebound pertumbuhan ekonomi di China dan valuasi saham yang murah di Asia ketimbang di AS dan Eropa menjadi pertahanan Bursa Asia di tengah-tengah risiko pandemi dan tensi AS-China.
“Saham Asia akan menjadi kelas aset pilihan pada 2021. Pertumbuhan fundamental dan kemampuan untuk rebound cepat setelah sentimen Covid-19 membuat kawasan ini sangat menarik,” kata Dugan seperti dikutip Bloomberg, Selasa (5/1/2021).
Adapun, indeks S&P 500 merosot sejak Oktober pada awal tahun ini karena investor mempertimbangkan kemungkinan pemulihan ekonomi bakal lambat. Saat itu terjadi, indeks MSCI Asia Pacific justru tak banyak berubah.
Lebih lanjut, saham dari emiten pembagi dividen diperkirakan juga bisa melaju pada tahun ini karena perusahaan akan mengurangi efisiensinya.
Portofolio Manager Janus Henderson Investors Mike Kerley mengatakan saham perbankan bakal menarik diikuti oleh saham sektor tambang dan barang konsumer dari Asia tahun ini.