Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Pertama 2021, Rupiah Ditutup di Kisaran Rp13.800

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 155 poin atau 1,1 persen ke level Rp13.895 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terkoreksi 0,36 persen menjadi 89,612.
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen rilis data inflasi Indonesia dan distribusi vaksin virus corona membawa nilai rupiah menguat lebih dari 100 poin pada sesi perdagangan perdana di tahun 2021. 

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (4/1/2021), nilai tukar rupiah ditutup menguat 155 poin atau 1,1 persen ke level Rp13.895 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terkoreksi 0,36 persen menjadi 89,612.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya mengatakan, salah satu faktor penopang penguatan rupiah adalah inflasi yang dialami. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 1,68 persen sepanjang tahun lalu.

Sementara itu, secara bulanan tingkat harga inflasi 0,45 persen pada Desember 2020. Inflasi ini lebih besar dari 0,28 persen pada November 2020 dan 0,34 persen pada Desember 2019. 

"Ini menandakan hal yang positif karena konsumsi masyarakat sudah kembali menggeliat," katanya. 

Selain itu, kabar distribusi vaksin virus corona yang telah menjangkau 34 provinsi juga ikut menopang pergerakan rupiah. Meski masih di fokuskan ke Instansi-instansi tertentu, hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk menanggulangi pandemi sudah cukup membawa pelaku pasar kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri. 

Sementara itu, keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memperpanjang PSBB-Transisi hingga 17 Januari 2021 dinilai tertahan oleh respon oemerintah pusat yang cepat tanggap dalam distribusi vaksin virus corona. 

"Masyarakat juga tidak panik dan sudah terbiasa dengan kondisi saat ini," ujarnya.

Sementara itu, dari luar negeri, ekspektasi suku bunga AS yang akan tetap rendah dan harapan pemulihan ekonomi global turut membantu kenaikan rupiah. Hal tersebut kemungkinan akan terus melemahkan nilai dolar AS terhadap mata uang utama lainnya.

Pelaku pasar juga tengah menanti hasil risalah pertemuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) pada hari Rabu. Investor akan mencari detail lebih lanjut tentang diskusi tentang membuat panduan kebijakan ke depan mereka lebih eksplisit dan peluang peningkatan lebih lanjut dalam pembelian aset di tahun 2021.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi rupiah akan dibuka menguat pada level Rp13.850 hingga Rp.14.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper