Bisnis.com, JAKARTA – Lonjakan harga emas yang terjadi sepanjang 2020 turut memberikan dampak positif bagi emiten-emiten emas seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (1/1/2021), harga emas berjangka Comex untuk kontrak Februari 2021 terpantau menguat 0,09 persen atau 1,7 poin ke level US$1.895 per troy ons pada pukul 08.56 WIB.
Sementara itu, harga emas spot terpantau menguat 0,02 persen atau 0,31 poin ke level US$1.898,67 per troy ons.
Harga emas telah menguat 6,6 persen bulan ini, dan 25 persen lebih tinggi selama tahun 2020, kenaikan setahun penuh terbesar sejak 2010. Adapun kenaikan bulan ini ditopang oleh penurunan dolar AS ke level terendah sejak April 2018.
Kenaikan itu turut berdampak pada melesatnya harga saham emiten emas seperti ANTM dan MDKA. Saham ANTM meroket 131,43 persen sepanjang 2020 menjadi Rp1.935 per saham pada akhir perdagangan Rabu (30/12/2020).
Sementara itu, saham MDKA menyusul di belakangnya dengan kenaikan 127,10 persen secara year-to-year (yoy) menjadi Rp2.430 per saham. Selanjutnya, PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga masing-masing menguat sebesar 62,93 persen dan 59,62 persen.
Baca Juga
Tidak kalah, saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang memiliki portofolio tambang emas juga menguat 30,40 persen secara yoy.
Sebelumnya, Tim Riset Panin Sekuritas dalam publikasi Market Outlook 2021 memperkirakan rata-rata harga emas pada 2021 berada di posisi US$1.690 per troy ounce, lebih rendah daripada rata-rata harga pada 2020 di posisi US$1.760 per troy ounce.
Namun, perkiraan rata-rata harga tahun depan masih jauh lebih tinggi daripada rata-rata harga pada 2019 di kisaran US$1.395 per troy ounce.
“Emas diekspektasikan akan menurun pada 2021, didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi ke depan didorong dari perkembangan positif dari vaksin Covid19,” tulis tim riset Panin Sekuritas, dikutip pada pekan lalu.
Secara terpisah, Analis RHB Sekuritas Ghibran Al Imran mengatakan bahwa meskipun harga emas global pada tahun depan tidak seatraktif tahun ini, emiten masih berpotensi membukukan pendapatan yang cukup tinggi pada 2021 seiring dengan aksi lindung yang telah dilakukan pada tahun ini.