Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Diprediksi Menguat Tahun Depan, Tetapi...

Belum meratanya distribusi vaksin virus corona dapat memicu kenaikan jumlah kasus positif virus corona di Indonesia. Hal ini akan berimbas pada lesunya nilai mata uang rupiah.
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksi akan menunjukkan tren positif pada tahun depan. Meski demikian, sentimen pandemi virus corona kemungkinan besar masih akan memicu pelemahan pada kuartal I/2021.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan rupiah sepanjang tahun 2020 memiliki volatilitas yang tinggi. Hal tersebut seiring dengan kepanikan pelaku pasar terhadap pandemi virus corona yang melanda dunia.

“Bahkan sempat mendekati level Rp17.000 pada April 2020. Tetapi, setelah kepanikan mereda, nilai rupiah cenderung kembali menguat,” katanya saat dihubungi pada Rabu (30/12/2020).

Menurut Ariston, potensi pelemahan rupiah masih terbuka pada awal 2021 mendatang. Pelaku pasar diperkirakan masih mengkhawatirkan proses distribusi vaksin virus corona yang kemungkinan belum merata ke seluruh dunia.

Belum meratanya distribusi vaksin virus corona, lanjut Ariston, dapat memicu kenaikan jumlah kasus positif virus corona di Indonesia. Hal ini akan berimbas pada lesunya nilai mata uang rupiah.

Meski demikian, ia optimistis tren pergerakan nilai rupiah akan menunjukkan hasil positif. Salah satu sentimen yang mendorong penguatan tersebut adalah optimisme pelaku pasar terkait prospek pemulihan ekonomi pada 2021 mendatang.

Ia menjelaskan, pandemi virus corona yang terkendali dengan adanya vaksin kemungkinan besar akan mendorong para investor untuk kembali ke aset-aset berisiko tinggi. Hal tersebut akan sangat menguntungkan bagi nilai rupiah kedepannya.

Selain itu, penguatan rupiah juga akan ditopang oleh respons positif pasar terhadap stimulus fiskal dari Amerika Serikat yang telah ditandatangani Presiden Donald Trump. Potensi penambahan paket stimulus pada masa pemerintahan Presiden Terpilih, Joe Biden, juga akan semakin melambungkan nilai rupiah.

“Paket stimulus yang berjalan dann prospek penambahan di tahun depan akan mendorong pelemahan dolar AS yang berdampak pada penguatan rupiah,” jelasnya.

Ariston memperkirakan, tren positif tersebut akan berjalan secara berkelanjutan pada setelah kuartal I/2021 mendatang. Nilai rupiah sepanjang tahun depan diprediksi di level Rp13.800 hingga Rp14.500 per dolar AS.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper