Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menguat pada perdagangan Rabu (30/12/2020) berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor)
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.105 per dolar AS, naik 64 poin atau 0,45 persen dari posisi Rp14.169 pada Selasa (29/12/2020).
Sementara itu, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 47 poin atau 0,34 persen ke level Rp14.083 per dolar AS pada pukul 10.08 WIB.
Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,233 poin atau 0,26 persen ke level 89,761 pada pukul 10.08 WIB.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan menguat terbatas di kisaran Rp14.100-Rp14.150 per dolar AS pada hari ini.
Dia mengatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah masih didukung sentimen penandatanganan stimulus jumbo oleh pemerintah AS untuk menahan pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sentimen tersebut telah melemahkan dolar AS karena semakin tinggi jumlah stimulus akan meningkatkan likuiditas di pasar.
Baca Juga
“Selain itu, kabar Dewan Perwakilan Rakyat memilih untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan stimulus bagi orang Amerika yang memenuhi syarat dari US$600 menjadi US$2.000 kemarin juga menjadi sentimen,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya.
Padahal, rupiah tengah dibayangi pertumbuhan kasus positif Covid-19 yang terus meningkat, terutama di DKI Jakarta. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan adanya penambahan kasus baru konfirmasi positif virus Corona (Covid-19) di Indonesia pada Selasa (29/12/2020) mencapai 7.903 orang sehingga totalnya menjadi 727.122 orang.
Pasar khawatir jika kasus terus bertambah maka Pemerintah DKI Jakarta diprediksi kembali menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang lebih ketat.
“Wacana rem darurat ini membuat pelaku pasar khawatir, sehingga di tahun depan akan lebih suram lagi bagi kondisi perekonomian di DKI Jakarta karena aktivitas ekonomi semakin terbatas dan stagnan, PHK di mana-mana dan pada akhirnya pengangguran kembali meningkat,” ujar Ibrahim.