Bisnis.com, JAKARTA – Emiten yang bergerak di bidang energi baru terbarukan (EBT) PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) tidak akan melakukan ekspansi bisnis pada tahun 2021. Perusahaan akan fokus mengembangkan proye pembangkit listrik di dalam negeri.
Wakil Direktur Terregra Asia Energy Christin Soewito mengatakan, pandemi virus corona yang terjadi pada tahun ini amat mempengaruhi kegiatan operasional dan bisnis perusahaan. Ia mengatakan, ada sejumlah proyek yang mengalami penundaan dan penerimaan dari kontrak-kontrak yang ikut terhambat.
Untuk itu, Christin memastikan perusahaan tidak akan melakukan ekspansi pada tahun 2021. TGRA akan fokus pada proyek-proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH) yang berada di dalam negeri.
“Kami refocusing hanya untuk di dalam negeri saja pada tahun depan. Jumlah capex juga tidak besar dan berasal dari pinjaman internal,” katanya dalam paparan publik perusahaan pada Senin (28/12/2020).
Perusahaan akan menyiapka capital expenditure (capex) di kisaran Rp30 miliar hingga Rp50 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk biaya konsultasi, perizinan, dan pembebasan lahan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan hingga kuartal III/2020, TGRA membukukan pendapatan usaha sebesar Rp8,90 miliar atau anjlok 56,48 persen secara year-on-year. Pada kuartal III/2019 lalu, perusahaan mampu meraup penerimaan Rp20,45 miliar.
Baca Juga
Mayoritas pendapatan usaha TGRA berasal dari Diamond Energy Pty Ltd sebesar Rp 4,69 miliar dan perusahaan setrum pelat merah, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebanyak Rp 4,04 miliar.
Sementara itu, perusahaan juga masih mengalami kerugian sebesar Rp2,57 miliar. Meski begitu, jumlah kerugian bersih perusahaan berkurang 12 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebanyak Rp2,92 miliar.