Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja reksa dana saham diperkirakan bakal berbalik menanjak pada 2021 seiring dengan peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Berdasarkan data Infovesta Utama per akhir November 2020, kinerja indeks reksa dana saham secara year to date tercatat turun -12,35 persen, sedangkan reksa dana campuran koreksi -3,46 persen.
Sebaliknya, dalam periode yang sama kinerja reksa dana pendapatan menjadi yang paling moncer dengan imbal hasil 8,93 persen, diikuti reksa dana pasar uang dengan return 4,36 persen.
Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja reksa dana saham yang masih negatif akan berbalik arah tahun depan, bahkan dapat mengungguli kinerja reksa dana lainnya.
Wawan memperkirakan, seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi indeks harga saham gabungan (IHSG) akan tumbuh setidaknya 10 persen pada 2021. Pun, kinerja reksa dana saham tak akan jauh dari level itu bahkan bisa lebih baik.
“Jadi tahun depan mungkin primadonanya bisa reksa dana saham,” kata Wawan kepada Bisnis, Selasa (8/12/2020).
Baca Juga
Meskipun demikian, dia menyebut potensi risiko reksa dana saham juga masih terbilang besar mengingat banyak ketidakpastian yang masih membayangi, terutama terkait dengan pandemi Covid-19.
Menurutnya, saat ini sentimen utama pendorong kinerja aset kelas saham adalah vaksin Covid-19. Namun, vaksin sendiri masih menghadapi tantangan yang besar mulai dari izin edar hingga proses distribusi dan vaksinasinya nanti.
“Meskipun vaksin masuk, belum serta merta semua bisa normal tahun depan. Jadi euforia yang terjadi sekarang belum tentu pertumbuhan ekonomi akan balik ke 4-5 persen. Jadi menurut saya risiko sham masih cukup besar,” tutur dia.
Untuk itu dia mengimbau bagi para investor agar tetap melakukan diversifikasi aset dalam berinvestasi, dengan mengalokasikan sebagian ke reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang.