Bisnis.com, JAKARTA - Analis melihat rata-rata harga saham emiten farmasi saat ini sudah terlampau mahal berdasarkan valuasinya. Oleh karena itu, investor diharapkan waspada akan terjadinya profit taking.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan valuasi relatif saham-saham farmasi saat ini sudah terlalu mahal. Saham sektor tersebut memang terdorong euforia kedatangan vaksin Corona ke Indonesia pada Minggu (6/12/2020).
"Rata-rata harga saham farmasi saat ini super duper expensive alias sudah kemahalan berdasarkan valuasi relatif," paparnya, Selasa (8/12/2020).
Dia mengambil contoh tiga saham, yakni PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), PT Indofarma Tbk. (INAF), dan PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA). KAEF memiliki price to earning ratio (PER) 571 kali dan price to book value (PBV) 4,16 kali.
INAF memiliki PER -615 kali dan PBV 31,88 kali, sedangkan IRRA PER 223 kali dan PBV 15,4 kali. Valuasi itu jauh di bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan PE 10,1 kali dan PBV 2 kali.
"Jadi, hati-hati terjadi profit taking ketika sentimen euforia vaksin corona berakhir," imbuhnya.
Pada penutupan perdagangan Senin (7/12/2020), saham sektor farmasi berhasil kompak menguat signifikan dan parkir di zona hijau.
Penguatan dipimpin oleh saham PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) yang meroket 24,79 persen ke posisi Rp4.430 per saham, diikuti saham PT Indofarma Tbk. (INAF) yang naik 24,78 persen ke posisi Rp4.230 per saham.
Tidak kalah, entitas anak usaha KAEF, PT Phapros Tbk. (PEHA), juga ikut meroket 24,78 persen, disusul oleh saham PT Soho Global Health Tbk. (SOHO) yang naik 3,5 persen, saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) yang naik 1,27 persen, dan saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) yang menguat 0,68 persen.
Penguatan kali ini pun, memperkuat kinerja saham-saham sektor farmasi secara year to date yang telah naik hingga triple digit. Sepanjang tahun berjalan 2020, INAF telah meroket 386,21 persen, KAEF naik 254,4 persen, dan PEHA naik 105,91 persen.
Di sisi lain, saham distributor alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) juga ikut tersulut hingga melejit 24,68 persen pada penutupan perdagangan Senin (7/12/2020). Sepanjang tahun berjalan 2020, IRRA naik 121,54 persen.
Baca Juga : Vaksin Tiba di Indonesia, Indofarma (INAF) Siapkan Infrastruktur Distribusi
Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Indonesia Anggaraksa Arismunandar menjelaskan bahwa penguatan saham farmasi didukung oleh sentimen kedatangan vaksin Covid-19 ke Indonesia.
“Namun, penguatan yang dipimpin oleh KAEF dan INAF itu, saat ini sifatnya speculative buy dikarenakan sentimen vaksin Covid-19 telah mengangkat saham itu cukup tinggi sejak paruh kedua 2020, hingga relatif melampaui fundamentalnya,” ujar Anggaraksa kepada Bisnis, Senin (7/12/2020).
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 telah tiba di Indonesia pada Minggu (6/12/2020), sekitar pukul 21.00 WIB.