Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fitch Ratings: Anggaran Infrastruktur Jadi Kunci Pemulihan Kontraktor BUMN

Fitch Ratings meyakini kontraktor BUMN saat ini berada pada posisi yang baik untuk memenangkan kontrak baru pada 2021 mengingat prediketnya sebagai pemimpin pangsa pasar.
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menilai realisasi penggunaan anggaran infrastruktur yang lebih tinggi pada 2021 bakal menjadi faktor penentu dalam pemulihan sektor konstruksi.

Fitch Ratings menuliskan dalam laporan terbarunya bahwa performa sektor konstruksi menjadi yang paling keras terpukul pada masa pandemi tahun ini.

“Realisasi anggaran dan pemulihan sektor [konstruksi] dapat diartikan sebagai burn-rates proyek yang lebih cepat dan pembayaran menjadi tepat waktu, terutama untuk kontraktor BUMN utama,” tulis Fitch Ratings, seperti dikutip pada Senin (16/11/2020).

Adapun, Fitch Ratings meyakini kontraktor pelat merah saat ini berada pada posisi yang baik untuk memenangkan kontrak baru pada 2021 mengingat prediketnya sebagai pemimpin pangsa pasar.

Dengan demikian, kontraktor BUMN bakal mampu memperbaiki kinerja keuangan maupun operasional secara bertahap pasca pandemi.

Selain itu, kontraktor BUMN yang memiliki rekam jejak operasional yang baik juga diuntungkan dari kedekatan dengan pemerintah untuk permodalaan.

“Outlook negatif dari Fitch untuk peringkat sektoral [konstruksi] mencerminkan perkiraan kami mengenai anggaran infrastruktur yang lebih besar tidak akan langsung berdampak pada pemulihan profil kredit dan likuiditas kontraktor,” tulis Fitch.

Menurut Fitch Ratings, emiten kontraktor pelat merah memiliki ruang yang terbatas untuk langsung pulih mengingat tingkat utang yang tinggi, likuiditas ketat, dan risiko pendanaan ulang (refinancing) pasca pandemi.

Lebih lanjut, Fitch menduga laju pengurangan utang (deleveraging) emiten BUMN akan lebih bertahap pada 2021 karena tampaknya perusahaan akan lebih fokus menggenjot sisi kontrak baru.

Pada saat bersamaan pemulihan likuiditas nantinya akan bergantung pada laju pengumpulan piutang yang seterusnya dapat mengurangi siklus modal kerja ketat milik kontraktor.

Selain itu, pendanaan eksternal juga dinilai dapat menjadi penopang investasi dan pembayaran utang ke depannya.

Perlu diingat bahwa keseluruhan perkiraan tersebut tetap dapat berubah tergantung dengan penanganan pandemi Covid-19 pada 2021.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dipastikan menjadi sentimen negatif terhadap kontraktor BUMN apabila diberlakukan lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper