Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Besok, Emiten Milik Hary Tanoe MSIN Minta Izin Stock Split dan PMTHMETD

Untuk menjalankan aksi stock split dan PMTHMETD atau private placement, MNC Studios akan meminta izin Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada Jumat (13/11/2020).
Chairman MNC Group Hary Tanoeseodibjo (tengah) berbincang dengan Direktur Independen PT MNC Studios International Tbk Endang Mayawati (dari kiri), Direktur Utama Ella Kartika, Direktur Valencia Tanoesoedibjo dan Direktur Dewi Tembaga seusai acara penawaran umum perdana saham PT MNC Studios International di Jakarta, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Chairman MNC Group Hary Tanoeseodibjo (tengah) berbincang dengan Direktur Independen PT MNC Studios International Tbk Endang Mayawati (dari kiri), Direktur Utama Ella Kartika, Direktur Valencia Tanoesoedibjo dan Direktur Dewi Tembaga seusai acara penawaran umum perdana saham PT MNC Studios International di Jakarta, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Etnitas Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Studios International Tbk. (MSIN) akan melakukan dua aksi korporasi, yakni stock split dan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD).

Pada Rabu (11/11/2020), MNC Studios International menyampaikan perubahan dan atau tambahan keterbukaan informasi terkait rencana penambahan modal perseroan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk menjalankan aksi stock split dan PMTHMETD atau private placement, perseroan akan meminta izin Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada Jumat (13/11/2020).

"Penambahan modal memerlukan persetujuan RUPSLB. Sampai dengan tanggal ini [11 November 2020] tidak ada keberatan dari pihak tertentu terkait rencana penambahan modal perseroan," papar manajemen

MSIN rencananya akan menggelar private placement setelah melakukan pemecahan nilai nominal saham Rp100 menjadi Rp50 atau stock split dengan rasio 1:2. Penerbitan saham baru akan dilakukan oleh entitas anak PT MNC Nusantara Citra Tbk. (MNCN) itu sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

Perinciannya, penambahan modal 7 persen yang sudah disetujui dalam RUPSLB pada 18 Agustus 2020 sebanyak 364,14 juta saham, yang setelah stock split akan menjadi 728,28 juta saham.

Selanjutnya, MSIN melakukan penambahan modal sejumlah 312,12 juta saham dengan nilai nominal Rp50 per saham. Secara keseluruhan, pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan terdilusi 9,09 persen.

"Secara umum, dilusi yang akan dialami para pemegang saham saat ini relatif kecil, termasuk dilusi yang dialami oleh pemegang saham pengendali (PT Media Nusantara Citra Tbk) sehingga tidak akan mengakibatkan perubahan pengendali Perseroan."

Manajamen MSIN mengungkapkan ada beberapa manfaat dari penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) tersebut. Salah satunya mendukung peningkatan produktifitas dan kualitas operasional serta memperkuat struktur permodalan dan keuangan perseroan.

MSIN optimistis penambahan modal juga akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan. Selain itu, emiten afiliasi taipan Hary Tanoesoedibjo itu mengklaim dapat mengundang investor strategis yang berminat menginvestasikan modalnya.

Saat dimintai konfirmasi, Head of Investor Relations Media Nusantara Citra Luthan Fadel Putra mengungkapkan masih mengeksplorasi untuk mendapat mitra strategis yang cocok terkait private placement MSIN.

“Jadi, sifatnya memang untuk mencari strategic partner untuk mengembangkan MSIN bersama,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (4/11/2020).

Di sisi lain, Luthan mengatakan MNCN sudah tidak memiliki rencana penerbitan saham baru. Rencana itu terakhir kali dieksekusi perseroan pada Oktober 2020.

Seperti diketahui, MNCN juga baru menerbitkan saham baru lewat skema private placement sebanyak 173,68 juta saham baru dengan harga pelaksanaan Rp855,00 pada pertengahan Oktober 2020. Emisi itu diserap oleh Value Partners Greater China High Yield Income Fund.

Pada perdagangan Kamis (12/11/2020), saham MSIN naik 2 poin atau 0,68 persen menjadi Rp298. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp1,55 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper