Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Pilpres AS Mengerucut, Wall Street Kompak Melonjak

Dow Jones Industrial Average naik 1,95 persen menuju 28.390,18, S&P 500 Index naik 1,95 persen ke 3.510,45, dan Nasdaq Composite meningkat 2,59 persen menjadi 11.890,93.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat kompak melonjak seiring dengan semakin mengerucutnya hasil Pilpres AS 2020 antara Donald Trump dan Joe Biden.

Biden memeroleh 264 suara elektorat, sedangkan Trump baru mendapatkan 214 suara elektorat. Pemenang Pilpres AS mengejar target 270 suara elektorat.

Pada penutupan perdagangan Kamis (6/11/2020), Dow Jones Industrial Average naik 1,95 persen menuju 28.390,18, S&P 500 Index naik 1,95 persen ke 3.510,45, dan Nasdaq Composite meningkat 2,59 persen menjadi 11.890,93.

Mengutip Bloomberg, saham reli secara global karena investor bergegas masuk kembali ke perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan dengan taruhan bahwa hasil pemilu AS berarti tidak ada kenaikan pajak besar atau perubahan peraturan yang akan menggagalkan sektor tersebut.

S&P 500 melonjak untuk hari keempat berturut-turut dan menuju minggu terbaik sejak April. Nasdaq 100 yang berteknologi tinggi melonjak 2,6 persen, mendorong kenaikannya minggu ini lebih dari 9 persen.

Pejabat Federal Reserve diprediksi mempertahankan suku bunga mendekati nol dan tidak melakukan perubahan pada pembelian aset karena hasil pemilihan presiden dan kongres AS tetap tidak pasti.

“Kami melihat kembalinya kepemimpinan dari teknologi,” kata Tracie McMillion, kepala strategi alokasi aset global untuk Wells Fargo Investment Institute.

"Tampaknya pasar sangat menyukai kombinasi yang menurut mereka paling mungkin dalam hal kepemimpinan di masa depan dan itu akan menjadi kepresidenan Biden dengan Senat dari Republik."

Penghitungan suara berlanjut di beberapa negara bagian utama, dengan Demokrat Joe Biden berpotensi hanya perlu memenangkan satu wilayah untuk menggeser Presiden Donald Trump.

Hasil itu dapat disertai dengan legislatif yang terpecah yang cenderung tidak meloloskan paket stimulus multi-triliun dolar.

"Dalam jangka pendek, fokusnya akan tetap pada prospek paket fiskal baru dari Kongres, yang mungkin bisa dilakukan sebelum akhir tahun setelah hasil pemilihan ditetapkan," kata Jason Pride, chief investment officer of private wealth di Glenmede.

"Tapi untuk saat ini, ukuran, cakupan, dan waktu paket berikutnya masih belum jelas."

Dolar melemah terbesar terhadap euro sejak Maret. Minyak turun untuk pertama kalinya dalam empat sesi.

Kenaikan saham teknologi dan beberapa hasil perusahaan yang kuat mendukung indeks Stoxx Europe 600. Uber Technologies Inc. dan Peloton Interactive Inc. akan merilis hasil setelah penutupan perdagangan A.S.

Di tempat lain, obligasi pemerintah Inggris membalikkan kenaikan awal karena investor mengalihkan fokus mereka ke laju pembelian utang yang lebih lambat yang tersirat oleh target pembelian aset baru Bank of England.

Bitcoin naik lebih dari US$1.000 menjadi lebih dari US$15.000, lebih dari dua kali lipat nilainya pada tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper