Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (5/11/2020) didorong potensi kemenangan Joe Biden di Pilpres AS. Sentimen resesi dari dalam negeri seakan tak digubris investor.
Pada penutupan perdagangan IHSG bertengger gagah di level 5250,32 setelah menguat 3,04 persen. Indeks komposit memnag terpantau tanjap gas sejak awal perdagangan hingga menutup pergerakan di level tertingginya hari ini.
Dari seluruh saham yang diperdagangkan di bursa, sebanyak 320 saham menghijau, sedangkan 140 lainnya melemah dan 150 stagnan alias tak bergerak dari posisinya semula.
Seluruh sektor terpantau menguat, dipimpin oleh sektor infrastruktur dan sektor keuangan yang masing-masing naik 4,67 persen dan 4,31 persen. Disusul sektor industri dasar yang naik 3,8 persen.
Kapitalisasi market di penutupan pasar menyentuh 6132,76 triliun. Adapun total transaksi yang tercatat mencapai Rp9,90 triliun dengan aksi beli bersih asing atau net foreign buy senilai Rp711,04 miliar di seluruh pasar.
Adapun, saham-saham big caps menjadi incaran beli asing antara lain PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dengan net foreign buy masing-masng Rp492,8 M, Rp257,4 M, dan Rp47,1 M.
Baca Juga
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan salah satu pendorong IHSG hari ini adalah apresiasi pasar terhadap kemungkinan calon presiden asal Partai Demokrat, Joe Biden, memenangi Pemilu AS.
Dia menuturkan, pada perdagangan kemarin, Rabu (4/11/2020) di sesi pertama perdagangan indeks menghijau ketika di awal perhitungan suara Biden memimpin. Namun, kondisi berbalik ketika suara untuk petahana Donald Trump mulai mengejar berbarengan sesi kedua perdagangan dan pasar pun memerah.
“Jadi terlihat sentimennya, tadi malam peluang Biden menang membesar lagi, market di AS pun ditutup positif dan kita juga ikut menguat terlihat pagi langsung naik signifikan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (5/11/2020)
Adapun, untuk sentimen yang tengah panas di dalam negeri yaitu rilis angka PDB Indonesia kuartal III/2020 yang diumumkan siang tadi, Alfred melihat hal tersebut hanya berdampak sesaat terhadap pergerakan IHSG.
“Saya lihat itu hanya turun sesaat dari poin 108 positifnya, hanya turun ke level 90an poin, setelah itu indeks terus mengalami penguatan. Ini juga hasilnya di atas konsensus, jadi bisa dibilang cukup baik sih ngga, tapi sudah ada recovery yang cukup besar dari kuartal kemarin dan kemungkinan di Q4 akan terus menguat lagi,” tutur Alfred.
Menurutnya, berbeda dengan respons masyarakat umum, para investor sudah priced in dan cenderung merespons dengan rasional, dalam artian mereka melihat pengumuman resesi hanya sebagai terminologi yang mengklasifikasikan penurunan PDB dua kuartal berturut-turut.