Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Pilpres AS Masih Belum Pasti, Wall Street Ditutup Menguat

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup melonjak 2,2 persen ke level 3.443,53, level tertinggi dalam lebih dari sepekan terakhir dan lonjakan terbesar dalam lima bulan.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat pada perdagangan Rabu (4/11/2020) karena investor semakin yakin bahwa hasil ketat pemilihan presiden (pilpres) AS memastikan elemen kunci dari pasar bullish tetap utuh selama bertahun-tahun yang akan datang.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup melonjak 2,2 persen ke level 3.443,53, level tertinggi dalam lebih dari sepekan terakhir dan lonjakan terbesar dalam lima bulan.

Sementara itu, indeks Nasdaq Composite ditutup melonjak 3,85 poin ke level .590,78, sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 1,3 persen ke level 27.849,84.

Kemenangan tipis oleh penantang Demokrat Joe Biden atau Presiden Donald Trump, ditambah dengan hasil di legislatif yang terpecah, akan membuat pemotongan pajak perusahaan Trump tidak mungkin dibatalkan, seperti yang telah dijanjikan Biden.

Kegagalan Demokrat untuk menyapu bersih Kongres dan Gedung Putih benar-benar mengurangi ekspektasi yang telah dibuat para pelaku pasar terhadap paket stimulus fiskal besar-besaran, meskipun beberapa dorongan masih mungkin terjadi tahun ini.

Pada saat yang sama, hal itu menambah tekanan pada Federal Reserve untuk memompa uang ke dalam perekonomian yang terhambat oleh pandemi.

Saham sektor keuangan dan industri melemah karena investor beralih dari perusahaan yang paling terkait erat dengan prospek ekonomi.

 “Yang terjadi adalah sektor teknologi menguat dengan kuat, sehingga mendorong pasar naik, dan alasan mengapa teknologi menguat adalah karena terkespos imbal hasil yang lebih tinggi, pajak yang lebih tinggi,” kata kepala analis BNY Mellon Investment Management, Alicia Levine, seperti dikutip Bloomberg.

Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun jatuh di bawah 0,80 persen karena para pelaku pasar menyambut prospek untuk pengeluaran yang didanai hutang lebih sedikit. Namun, laporan penggajian swasta pada hari Rabu kurang dari perkiraan dan sektor jasa berkembang pada laju paling lambat dalam lima bulan.

Dengan jutaan suara di negara bagian medan pertempuran (batteground state) masih dihitung, ditambahn dengan persaingan ketat di beberapa negara bagian utama, hasil pemilihan presiden mungkin tidak diputuskan selama beberapa hari ke depan.

Tim Kampanye Trump mengatakan pihaknya menuntut di Pennsylvania dan Michigan untuk menghentikan penghitungan suara yang cenderung mengarah ke Biden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper