Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diprediksi menguat pada perdagangan hari ini, Senin (2/11/2020), seiring dengan sentimen pemilu presiden Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda terpantau menguat 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.625 per dolar AS pada perdagangan Selasa (27/10/2020), yang sekaligus menutup dua sesi perdagangan pada pekan ini.
Setelah dibuka pada level Rp14.650 per dolar AS pada perdagangan Senin (26/10/2020), rupiah sudah menguat 35 poin atau 0,23 persen dari level Rp14.660 per dolar AS pada akhir pekan lalu.
Penguatan rupiah pada akhir perdagangan pekan ini juga merupakan penguatan mingguan kelima secara beruntun. Dalam rentang waktu 2 Oktober hingga 23 Oktober 2020, penguatan nilai rupiah berkisar antara 27 poin hingga 165 poin.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan pergerakan rupiah memang sangat dipengaruhi oleh sentimen global. Menurutnya, saat ini investor global masih menunggu hasil pemilu presiden Amerika Serikat.
“Saya kira rupiah akan terdorong menguat apabila pemilu Amerika Serikat berjalan lancar tanpa ada konflik dispute terkait siapa yang jadi pemegang, utamanya lagi kalau Joe Biden yang menang,” terangnya kepada Bisnis, Minggu (1/11/2020).
Rupiah, lanjutnya, bisa menguat pada kisaran Rp14.550 hingga Rp14.600 per dolar AS pada kepan depan.
Dalam kesempatan yang berbeda, ekonom CORE Yusuf Rendy Manilet juga menyatakan bahwa dari sisi domestik penguatan rupiah akan didorong oleh dua rilis data ekonomi penting.
“Pertama, inflasi di bulan Oktober, setelah beberapa bulan mengalami deflasi, di bulan Oktober diproyeksikan mengalami inflasi,” katanya kepada Bisnis, Minggu (1/11/2020).
Kedua, menurutnya, rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga yang kemungkinan besar akan berada pada level negatif juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah. Tetapi, pihaknya memproyeksikan koreksi pertumbuhan kuartal ketiga akan lebih baik dibandingkan dengan data pada kuartal kedua sebelumnya.
Sejalan dengan itu juga, pada pekan depan, terdapat jadwal rilis penerbitan Surat Berharga Negara atau SBN. Jika kedua data ekonomi tersebut berada di level positif, kemungkinan besar penerbitan SBN juga akan berpeluang akan mendorong penguatan rupiah pada pekan depan.
“Penguatan nilai tukar rupiah akan berada di level Rp14.450-Rp14.575,” tegasnya.
Bagaimana pergerakan nilai tukar rupiah hari ini? Simak secara live di bisnis.com
ilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 15 poin atau 0,1 persen ke level Rp14.640 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,117 poin atau 0,12 persen ke level 94,155 pada pukul 14.48 WIB.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 37 poin atau 0,26 persen ke level Rp14.662 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,086 persen atau 0,09 poin ke level 94,124 pada pukul 14.29 WIB.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 33 poin atau 0,23 persen ke level Rp14.658 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,106 persen atau 0,11 poin ke level 94,144 pada pukul 13.34 WIB.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 47 poin atau 0,32 persen ke level Rp14.672 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,1 persen atau 0,093 poin ke level 94,131 pada pukul 11.22 WIB.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 62 poin atau 0,43 persen ke level Rp14.687 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,027 poin atau 0,03 persen ke level 94,065 pada pukul 10.04 WIB.
Nilai tukar rupiah di pasar spot mengawali perdagangan hari ini di zona merah dengan pelemahan 50 poin atau 0,34 persen ke level Rp14.675 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,025 poin atau 0,03 persen ke level 94,063 pada pukul 08.52 WIB.