Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Lesu, Indeks Australia Anjlok 1,61 Persen

Indeks Kospi Korea Selatan ditutup di zona merah setelah turun 0,79 persen. Koreksi terbesar di wilayah Asia terjadi pada indeks S&P/ASX 200 Australia  yang anjlok 1,61 persen.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham Asia ditutup di zona merah menyusul kekhawatiran tekanan ekonomi lebih lanjut akibat meningkatnya infeksi virus corona yang memaksa pegetatan pembatasan aktivitas.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (29/10/2020), indeks Kospi Korea Selatan ditutup di zona merah setelah turun 0,79 persen. Koreksi terbesar di wilayah Asia terjadi pada indeks S&P/ASX 200 Australia  yang anjlok 1,61 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong dan Topix Jepang turut mencatatkan rapor negatif dengan koreksi masing-masing sebesar 0,35 persen dan 0,1 persen. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite China terpantau menguat 0,48 persen

Saham di Asia bergerak mengikuti pelemahan di AS dan Eropa. Ketiga indeks utama Wall Street melemah di atas 3 persen, sedangkan indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 2,95 persen ke level terendah sejak 22 Mei.

Dolar AS mempertahankan penguatan hari ini, sedangkan imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun cenderung stabil di level 0,78 persen. Sementara itu, minyak mentah menguat tipis setelah jatuh lebih dari 5 persen di tengah kekhawatiran pelemahan permintaan akibat meningkatnya infeksi virus corona.

Di China, hampir 1.000 emiten akan merilis laporan pendapatan kuartal III pada hari Kamis. Pelaku pasar menantikan apakah kinerja emiten tersebut mengonfirmasi pemulihan ekonomi yang semakin cepat.

Indeks MSCI Global turun hampir 5 persen pekan ini menyusul lonjakan virus corona, dan setelah anggota parlemen Amerika gagal menyetujui paket stimulus ekonomi sebelum Pilpres 3 November mendatang.

Jerman dan Prancis memberlakukan lockdown yang lebih ketat, sementara Italia, Spanyol, dan Inggris semuanya mencatat rekor jumlah kasus pada hari Rabu.

Kerry Craig, global market strategist JPMorgan Asset Management mengatakan, sentimen pasar saat ini diisi oleh ketidakpastian stimulus di Amerika Serikat dan kekhawatiran pemulihan ekonomi dari lonjakan kasus positif virus corona di Eropa.

"Sentimen jangka pendek ini berada di luar kendali para investor individu. Mereka patut menjaga keseimbangan ditengah ketidakpastian saat ini," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper