Bisnis.com, JAKARTA - Emiten semen PT Semen Baturaja Tbk. berbalik rugi pada periode sembilan bulan pertama tahun ini. Hal itu seiring dengan permintaan semen yang lesu pada masa pandemi.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, emiten berkode saham SMBR tersebut mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 19,21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,15 triliun dari sebelumnya Rp1,42 triliun.
Secara terperinci, penjualan pada pihak ketiga untuk penjualan semen bungkus mendominasi pendapatan SMBR sebesar 86,95 persen senilai Rp1 triliun.
Selanjutnya penjualan semen curah senilai Rp124,37 miliar (10,81 persen) dan pendapatan jasa pengangkutan senilai Rp3,87 miliar (0,33 persen). Pendapatan lain-lain tercatat Rp2,73 miliar (0,23 persen).
Pada periode Januari - September 2020, SMBR tidak menjual terak dan white clay kepada pihak ketiga. Namun, perseroan tetap menjual white clay senilai Rp14,03 miliar (1,21 persen) ke pihak berelasi.
Beban pokok penjualan dan jumlah beban usaha terpantau berkurang, namun beban keuangan perseroan naik lebih tinggi.
Baca Juga
Adapun, beban keuangan tersebut terdiri dari beban bunga kredit investasi, Medium Term Notes (MTN), anjak piutang, sewa aset hak-guna, sewa pembiayaan, kredit modal kerja, dan rugi selisih kurs senilai total Rp140,79 miliar.
Produsen semen pelat merah ini pun berbalik rugi menjadi Rp112,60 miliar per September 2020 dari posisi laba pada periode yang sama tahun lalu Rp22,72 miliar.
Sebelumnya, SMBR menyampaikan kenaikan penjualan sebesar 18 persen secara bulanan ditopang oleh penjualan di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
Corporate Secretary Semen Baturaja Basthony Santri mengatakan penjualan semen perseroan pada September 2020 sebesar 202.717 ton.
“Atau telah tumbuh 18 persen dari bulan sebelumnya,” kata Basthony kepada Bisnis.
Dengan penjualan semen sebesar 1.083 juta ton pada periode Januari - Agustus 2020, maka penjualan emiten semen pelat merah ini secara year-to-date hingga akhir September 2020 menjadi 1,28 juta ton.
Pencapaian itu lebih rendah 15,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,51 juta ton.
Namun demikian, realisasi tersebut semakin dekat dengan target penjualan emiten berkode saham SMBR tersebut sekitar 2 juta ton pada tahun ini.