Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Melemah ke Rp14.697, Rupiah Tertekan Penguatan Dolar AS

Kurs Jisdor hari imelemah 38 poin atau 0,27 persen dibandingkan dengan posisi Rabu (21/10) di level Rp14.658.  
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau pada level Rp14.697, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Kamis (22/10/2020).

Berdasarkan data yang diterbitkan Bank Indonesia, kurs Jisdor hari ini mencapai Rp14.697, melemah 38 poin atau 0,27 persen dibandingkan dengan posisi Rabu (21/10) di level Rp14.658.  

Sementara itu, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 40 poin atau 0,27 persen kelevel Rp14.672 per dolar AS pada pukul 10.45 WIB.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolas AS di pasar spot terpantau dibuka menguat 16 poin atau 0,11 persen ke level RpRp14.618 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,186 poin atau 0,2 persen ke level 92,797 pada pukul 10.41 WIB.

Sentimen stimulus AS masih menjadi sentimen penggerak dolar AS. Kemarin, indeks dolar melemah setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan dirinya berharap bakal ada belanja stimulus yang berlaku surut.

Namun, Pelosi kemudian mengatakan prospek untuk mencapai kesepakatan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mungkin tidak akan tercapai pada waktunya sebelum Pemilu 3 November.

“(Pemimpin mayoritas Senat) Mitch McConnell mungkin tidak keberatan menyepakatinya setelah Pemilu," kata Pelosi, seperti dikutip Bloomberg.

Sebelumnya, Kepala Staff Gedung Putih Mark Meadows mengatakan bakal ada kesepakatan mengenai stimulus fiskal dalam 48 jam ke depan.

Akan tetapi. Anggota Senat Partai Republik masih berbeda pendapat dengan anggota lain di Partai Demokrat, dan tidak ada cukup suara di majelis yang dibutuhkan untuk meloloskan stimulus tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper