Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham Asia bergerak variatif di tengah pembicaraan paket stimulus di Amerika Serikat yang terus berlanjut dan pemberlakuan kebijakan pembatasan baru untuk mencegah penyebaran virus corona.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (16/10/2020), indeks Topix Jepang mencatatkan penurunan terbesar pada hari ini dengan koreksi 0,9 persen. Menyusul di belakangnya adalah indeks Kospi Korea Selatan dengan penurunan 0,7 persen.
Selanjutnya, indeks S&P/ASX 200 Australia juga menutup perdagangan di zona merah setelah turun 0,5 persen.
Sebaliknya, indeks Hang Seng Hong Kong terpantau menguat 1,1 persen yang juga diikuti oleh kenaikan indeks Shanghai Composite China sebesar 0,1 persen.
Perdagangan hari ini ditopang oleh pembicaraan terkait paket stimulus yang terus bergulir di Amerika Serikat. Presiden AS, Donald Trump, telah menyatakan kesediaannya untuk paket bantuan diatas US$1,8 miliar. Namun, hal tersebut ditolak oleh Ketua Senat AS dari Partai Republikan, Mitch McConnell.
Di sisi lain, investor juga memperhatikan sejumlah kebijakan baru yang diberlakukan pada sejumlah kota di wilayah Eropa untuk mencegah penyebaran lebih lanjut virus corona. hal tersebut terjadi menyusul lonjakan kasus positif di Benua Biru yang akan berdampak pada pemulihan ekonomi global.
Data ketenagakerjaan AS menunjukkan adanya lonjakan klaim jaminan pengangguran tertinggi sejak Agustus lalu.
"Kita perlu melihat reli luar biasa yang telah terjadi selama lima bulan belakangan. Konsolidasi pasar memang akan terjadi seiring dengan risiko baru yang muncul di Eropa dan AS berupa lonjakan kasus positif virus corona," jelas Jim McDonald, Chief Investment Strategist Northern Trust.