Bisnis.com, JAKARTA - PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) menambah alokasi biaya untuk pembelian kembali saham perseroan menjadi Rp1,3 triliun. Rencana buyback emiten pengelola stasiun televisi SCTV itu sudah dieksekusi sejak 9 September 2020 dan direncanakan berakhir pada 8 Desember 2020.
Surya Citra Media melansir perubahan alokasi biaya tersebut hari ini, Jumat (16/10/2020). Manajemen SMCA menyebut aksi buyback akan dilakukan minimal 7,5 persen dari modal disetor dan maksimal 20 persen dari modal disetor.
Sebelumnya, pada 10 September 2020, SCMA mengumumkan biaya pembelian kembali saham direncanakan sebanyak-banyaknya Rp500 miliar yang berasal dari kas internal. Jumlah ini tidak termasuk biaya transaksi, biaya perantara pedagang efek, dan biaya lainnya sehubungan dengan buyback.
Manajemen SCMA meyakini bahwa aksi buyback tidak akan mempengaruhi pembiayaan kegiatan usaha. Pasalnya SCMA mempunyai modal kerja dan arus kas yang cukup dan memadai untuk melaksanakan buyback, termasuk pembiayaan kegiatan usaha.
Aksi buyback saham ini, lanjut manajemen SCMA hanya mengurangi jumlah aset dan ekuitas sebesar RpRp1,3 triliun. Proforma aset dan ekuitas setelah aksi buyback masing-masing Rp5,48 triliun dan Rp4,33 triliun pada laporan keuangan per 30 Juni 2020.
Sementara itu, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tidak berubah banyak. Setelah aksi buyback, laba bersih diperkirakan Rp602,79 miliar alias tidak berubah.
Baca Juga
Berdasarkan data Bloomberg, sejak 9 Sseptember 2020 hingga 16 Oktober 2020, saham SCMA terpantau naik 11,04 persen. Posisi tertinggi tercatat pada 4 Oktober 2020 di level 1.340.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham SCMA turun 1,52 persen ke level 1.300.
Sebelumnya, Corporate Secretary Surya Citra Media Gilang Iskandar menuturkan perseroan telah melaksanakan pembelian kembali saham sejak 5 Desember 2018 hingga 30 Juli 2020.
Langkah itu sehubungan dengan telah disetujuinya rencana itu dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) serta rencana buyback dalam kondisi pasar yang berfluktuasi signifikan.
Gilang melaporkan jumlah saham yang dibeli melalui aksi korporasi itu sebanyak 619,43 juta lembar. Jumlah itu setara dengan 4,193 persen dari modal disetor dalam perseroan.
“Total biaya pembelian kembali berkisar Rp583,92 miliar,” jelasnya.