Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Rekomendasi Mirae Asset untuk Surya Citra Media (SCMA)

Rekomendasi ini berdasarkan kinerja perseroan di kuartal II/2020 yang sesuai dengan proyeksi serta potensi pertumuhan kinerja emiten media itu di paruh kedua 2020.
Proses syuting sebuah program televisi di stasiun tv SCTV, salah satu stasiun tv yang dikelola PT Surya Citra Media Tbk./scm.co.id
Proses syuting sebuah program televisi di stasiun tv SCTV, salah satu stasiun tv yang dikelola PT Surya Citra Media Tbk./scm.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) dengan target harga Rp1.440.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan rekomendasi tersebut berdasarkan kinerja perseroan di kuartal II/2020 yang sesuai dengan proyeksi serta potensi pertumuhan kinerja emiten media itu di paruh kedua 2020.

“Target harga baru kami Rp1.440 dari yang semula Rp1.370. Ini didasarkan pada EPS 16x PE dan 2021F yang tidak berubah,” tulisnya dalam riset harian yang dikutip Bisnis, Rabu (5/8/2020).

Menurutnya, pendapatan SCMA telah meningkat sejak Juli, salah satunya karena perseroan berhasil memperoleh banyak kontrak siaran acara langsung dengan slot antara 1-2 jam.

Christine menilai ini karena SCMA menawarkan berbagai jenis platform periklanan, termasuk TV, manajemen acara, dan online, yang semuanya bersinergi bersama sehingga menjadi kesepakatan yang bagus bagi kliennya.

“SCMA sangat optimis tentang pendapatan kuartal III mereka, meskipun pada awalnya ada kemungkinan turun 22 persen yoy, tapi dengan perkembangan ini kami memprediksi pertumbuhan kuartal III/2020 akan datar secara tahunan,” tutur dia.

Untuk paruh pertama 2020 sendiri, SCMA mencatatkan pendapatan Rp2,36 triliun, turun 14,46 persen dibandingkan pendapatan semester I/2019 yang sebesar Rp2,76 triliun. Adapun laba perseroan tercatat sebesar Rp600 miliar, turun 23,27 persen yoy.

Di sisi lain, perseroan berhasil menekan pengeluarannya. Beban program dan siaran tercatat menyusut 22,02 persen secara yoy, menjadi Rp988 miliar dari yang semula Rp1,26 triliun. Begitu pula beban usaha turun 6,46 persen dari Rp640 miliar menjadi Rp565 miliar.

Perseroan banyak memainkan tayangan ulang (rerun) sinetron yang bersumber dari perpustakaannya selama kuartal tersebut, dan menunda pembayaran untuk semua program olahraga karena tidak ada pertandingan langsung, dan mengurangi biaya operasional.

Sembari mempertahankan pengeluarannya, perseroan berhasil memproduksi 4 jam sinetron di kuartal III/2020 dan berencana untuk menyeimbangkan pemeliharaan pangsa pemirsa melalui produksi konten segar dan permintaan iklan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper