Bisnis.com, JAKARTA – Respons positif investor terhadap obligasi emiten petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., menjadi alasan perseroan menerbitkan obligasi dua kali berturut-turut dan dalam waktu yang berdekatan.
Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi mengatakan bahwa saat ini selera investor lokal cenderung sangat baik, apalagi untuk mencari aset investasi yang memiliki tingkat imbal hasil yang lebih baik.
Dengan demikian, perseroan percaya diri untuk menerbitkan dua obligasi dengan jarak penerbitan yang tidak terlalu jauh. Hal itu pun akan semakin menegaskan penawaran menarik dari Chandra Asri ke pasar utang dan telah meningkatkan diversifikasi sumber pendanaan perseroan.
“Obligasi sebelumnya kami bisa mendapatkan Rp1 triliun dan setelah itu masih banyak yang berminat, maka kita jalankan lagi penawaran ini,” ujar Suryandi kepada Bisnis, Rabu (14/10/2020).
Untuk diketahui, emiten berkode saham TPIA itu akan menerbitkan obligasi berkelanjutan III Chandra Asri Petrochemical Tahap II Tahun 2020 dengan jumlah pokok obligasi sebanyak-banyaknya Rp600 miliar yang masa penawarannya akan dimulai pada 26-27 Oktober 2020.
Surat utang itu akan dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) senilai Rp500 miliar dengan tingkat bunga mencapai 8,2 persen dan bertenor tiga tahun sejak tanggal emisi.
Baca Juga
Sementara itu, sisa jumlah pokok sebesar Rp100 miliar dengan tenor yang sama akan dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort). Bila jumlah dalam penjaminan kesanggupan terbaik tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban perseroan untuk menerbitkan.
Obligasi itu merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) melalui Obligasi Berkelanjutan III Chandra Asri Petrochemical Tahun 2020 dengan target dana yang akan dihimpun sebesar Rp5 triliun.
Pada medio Agustus, perseroan telah mendistribusikan Obligasi Berkelanjutan III Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2020 senilai Rp1 triliun. Emisi itu berhasil terserap penuh oleh pasar kendati di tengah sentimen pandemi Covid-19.
“Jadi ini suatu sinyal bagus dari investor dalam negeri yang memberikan kepercayaan ke TPIA,” ujar Suryandi.
Adapun, dana hasil penawaran obligasi senilai Rp600 miliar itu setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja.
Apabila dana hasil Penawaran Umum Obligasi ini belum dipergunakan seluruhnya, maka penempatan sementara dana hasil Penawaran Umum Obligasi tersebut harus dilakukan Perseroan dengan memperhatikan keamanan dan likuiditas serta dapat memberikan keuntungan finansial yang wajar bagi perseroan.