Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Barito Pacific (BRPT) Konfirmasi Rencana Global Bond Anak Usaha

Direktur Utama Barito Pacific Agus Salim Pangestu mengkonfirmasi rencana penerbitan global bond oleh anak usaha perseroan.
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -Entitas anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), Star Energy Geothermal (Salak-Darajat) atau SEGSD, akan menerbitkan obligasi valas bertenor 9 tahun hingga 18 tahun.

Direktur Utama Barito Pacific Agus Salim Pangestu mengkonfirmasi rencana penerbitan global bond oleh anak usaha perseroan yang memiliki hak eksklusif untuk mengeksplorasi, mengembangkan, dan utilisasi energi panas bumi (geothermal) di Darajat dan Salak.

Obligasi berdenominasi dolar AS itu akan terbagi menjadi dua tranche, yaitu tranche A yang akan jatuh tempo pada 2029 dan tranche B yang akan jatuh tempo pada 2038.

“Detailnya belum public, tetapi kabar baik lah saat pandemi ini kami bisa mendapatkan investment grade dari lembaga pemeringkat internasional,” ujar Agus kepada Bisnis, Kamis (1/10/2020).

Untuk diketahui, lembaga pemeringkat Fitch Ratings telah menyematkan peringkat BBB- dengan outlook stabil terhadap obligasi tersebut.

Dalam laporan Fitch, anak usaha emiten berkode saham BRPT itu membutuhkan dana segar dalam waktu dekat untuk program Life Time Extension (LTE) di pembangkit geothermal Salak dan Darajat setelah 20 tahun beroperasi.

Adapun, dua pembangkit tersebut jika digabungkan memiliki kapasitas hingga 647,8 megawatt (MW), dimana 412,8 MW dioperasikan oleh SEGSD dan sisanya dioperasikan oleh PT PLN menggunakan gas bumi yang dipasok SEGSD.

Namun, jumlah pasti dari belanja modal LTE akan diketahui pasti setelah perseroan menyelesaikan Life Time Assessment (LTA) di semua unit turbin yang dioperasikan Star Energy.

Sementara itu, Moody’s Investor Service menyematkan peringkat Baa3 dengan outlook stabil untuk obligasi valas yang akan diterbitkan tersebut. Moodys menjelaskan dana hasil emisi tersebut akan digunakan SEGSD untuk refinancing obligasi dan hal terkait operasional geothermal.

Di sisi lain, sebelumnya Manajemen Barito Pacific menargetkan kapasitas listrik Star Energy yang merupakan perusahaan pengelola panas bumi terbesar di Indonesia dapat meningkat menuju 1.200 MW dari level saat ini sebesar 875 MW.

Ketiga aset milik Star Energy yang beroperasi, yaitu Wayang Windu, Salak dan Darajat menunjukkan tingkat kapasitas lebih dari 90 persen.

Agus mengaku ke depan, pihaknya juga tertarik untuk berekspansi masuk ke proyek pengembangan energi baru terbarukan lainnya, selain geothermal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper