Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, Kurs Jisdor Makin Mendekati Rp15.000 per Dolar AS

Rupiah gagal memanfaatkan momentum pelemahan indeks dolar.
Karyawati menghitung uang rupiah dan dollar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah dan dollar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah sejengkal lagi menyentuh level Rp15.000 per dolar Amerika Serikat, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Senin (28/9/2020)

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.959 per dolar AS, melemah 9 poin dari posisi Rp14.941 pada penutupan akhir pekan lalu, Jumat (25/9/2020)

Di pasar spot rupiah juga terpantau melemah ke posisi Rp14.904. Rupiah melemah 31,5 poin atau 0,21 persen hingga pukul 09.56 WIB. Indeks dolar di sisi lain turun 0,14 persen ke level 94,5140 pada pukul 09.38 WIB.

Seiring dengan pelemahan indeks dolar, mata uang Asia bergerak variatif. dolar Singapura, dolar Taiwan, peso Filipina, dan ringgit Malaysia bergerak menguat terhadap dolar AS. Pelemahan rupiah juga diikuti oleh won Korea dan baht Thailand.

Sementara itu, beberapa bank domestik sudah membanderol uang kertas (bank notes) dolar AS di level Rp15.000.

Misal, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menetapkan harga beli dan harga jual dolar AS pada pukul 09.14 WIB masing-masing Rp14.550 dan Rp15.050 per dolar AS 

Adapun, PT Bank Central Asia Tbk membanderol harga beli dan harga jual dolar AS masing-masing Rp14.815,00 dan 15.115,00 per hari ini pukul 08.19 WIB. Kurs tersebut berlaku untuk bank notes.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan rupiah masih mampu menguat pekan ini walaupun tidak terlalu tinggi antara 5—30 poin pada kisaran Rp14.850 - Ro14.900 pada perdagangan hari ini.

“Informasi yang positif baik dari eksternal dan internal membuat pelaku pasar kembali optiitsit sbahwa ekonomi Indonesia walaupun terjadi resesi namun akan kembali bangkit,” tulis Ibrahim, dikutip Senin (28/9/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper