Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan mineral, PT Timah Tbk., siap membayar pokok dan bunga obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat hingga mencapai Rp600 miliar.
Sekretaris Perusahaan Timah Muhammad Zulkarnaen mengatakan bahwa perseroan telah menyiapkan dana untuk melunasi pokok Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap I tahun 2017 seri A dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017 seri A yang akan jatuh tempo pada 28 September 2020.
“Dana sudah siap ada di rekening bank perseroan dan sumber pendanaannya semua dari internal perseroan tanpa pinjaman dari pihak manapun,” ujar Zulkarnaen kepada Bisnis, Kamis (24/9/2020).
Adapun, Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap I tahun 2017 seri A memiliki nilai pokok obligasi senilai Rp480 miliar dengan bunga gross sebesar Rp10,2 miliar. Sementara itu, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017 seri A memiliki nilai pokok Rp120 miliar dengan bunga gross Rp2,55 miliar.
Dengan demikian, total nilai pokok obligasi yang akan dibayarkan TINS sebesar Rp600 miliar dengan total bunga gross sebesar Rp12,75 miliar.
Pembayaran obligasi dan sukuk itu kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dilakukan paling lambat pada 25 September 2020.
Baca Juga
Zulkarnaen pun menegaskan dengan pembayaran pokok dan bunga surat utang itu tidak akan mengganggu arus kas perseroan di tengah banyaknya ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
“Arus kas masih positif dan akan terus kami jaga tetap baik hingga akhir tahun ini,” paparnya.
Adapun, emiten berkode saham TINS itu mencatatkan kenaikan arus kas operasi pada semester I/2020 menjadi Rp3,17 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu minus Rp3,33 triliun.
Membaiknya cash flow operasi merupakan indikator sehatnya finansial emiten, sehingga TINS mampu membayar sebagian kewajiban jangka pendeknya.
Sebelumnya, Manajemen Timah mengatakan bahwa perseroan akan terus berupaya mengurangi liabilitas dalam rangka mitigasi pandemi Covid-19 untuk menjaga arus kas selama tahun pandemi.
Posisi utang bank jangka pendek perseroan pada akhir Juni 2020 sudah mampu turun 37 persen menjadi Rp5,56 triliun dibandingkan dengan Rp8,79 triliun pada akhir 2019.