Bisnis.com,JAKARTA — Penerbitan obligasi negara ritel diprediksi masih akan mencuri perhatian masyarakat yang mencari instrumen alternatif investasi lebih aman.
Setelah menyelesaikan penerbitan sukuk ritel (SR) seri SR013, pemerintah disebut akan kembali menerbitkan obligasi negara ritel (ORI). Artinya, akan ada penerbitan ORI sebanyak dua kali pada 2020.
Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan ORI017 pada Juli 2020. Hasil penjualan yang ditetapkan senilai Rp18,33 triliun atau rekor tertinggi sepanjang sejarah penjualan ORI.
Head of Research & Market Information Department Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie memperkirakan penerbitan kembali ORI tahun ini akan menarik minat masyarakat. Prediksi itu seiring kebutuhan masyarakat untuk menabung di instrumen aman.
“Apalagi ORI ini juga dapat di-trading jadi mudah bagi masyarakat jika butuh likuiditas,” paparnya kepada Bisnis, Rabu (23/9/2020).
Kendati demikian, Roby memperkirakan instrumen ORI selanjutnya akan memiliki kupon lebih rendah dari ORI017. Dengan demikian, masyarakat dapat menimbang ORI017 sebagai alternatif.
Baca Juga
“Bisa dilihat di pasar sekunder ORI017 telah naik hingga 3 persen,” jelasnya.
Dia menyebut tingkat kupon ORI bisa menjadi pemanis. Menurutnya, imbal hasil 6 persen sudah lebih tinggi dari referensi yield surat utang negara (SUN) tenor 3 tahun yang saat ini sebesar 5,5 persen.
Secara terpisah, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus memprediksi peminat ORI masih akan ramai. Pasalnya, masyarakat lebih cenderung menahan belanja di tengah kondisi pandemi seperti saat ini.
“Masyarakat lebih kepada investasi dan menyimpan,” tuturnya.
Nico mengharapkan kupon ORI selanjutnya bisa berada di atas imbal hasil SUN tenor 3 tahun. Kisaran kupon diperkirakan 5,5 persen hingga 5,75 persen.