Bisnis.com, JAKARTA - Pekan lalu, para pelaku pasar dibuat cemas dengan rencana pemberlakuan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta, sehingga memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pengumuman Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Rabu (9/9/2020) malam langsung disambut koreksi indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 5,01 persen sesi Kamis (10/9/2020).
Selanjutnya, IHSG mampu bangkit dua sesi berturut-turut. Bahkan, indeks mampu parkir di zona hijau dengan menguat 2,89 persen saat pemberlakuan kembali PSBB Jakarta hari pertama pada Senin (14/9/2020).
Indeks menguat 0,413 persen atau 20,822 poin ke level 5.059,223 saat penutupan Jumat (18/9/2020).
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan IHSG berada di kisaran 5.000—5.100 adalah wajar. Kepanikan terhadap penerapan kembali PSBB menurutnya sudah reda.
“Saya pikir wajarnya [IHSG] akan berada di 5.000 hingga 5.100 untuk 1 minggu—2 minggu ke depan sambil menunggu laporan keuangan kuartal III/2020,” jelasnya.
Baca Juga
Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan IHSG pekan ini diwarnai oleh aksi profit taking. Akibatnya, indeks kesulitan melewati level 5.200.
“Jadi, minggu depan masih rentan koreksi lagi minimal di 4.900—4.950,” ujarnya.
Dalam riset yang dipublikasikan, Tim Analis J.P. Morgan menuliskan berhati-hati di pasar saham Indonesia. Kebijakan pemberlakuan kembali PSBB dinilai sebagai kejutan negatif.
J.P. Morgan menyebut target IHSG akhir 2020 di level 5.250 yang ditetapkan pada April 2020 telah tercapai. Pergerakan indeks telah naik 31 persen sejak posisi terdalam pada Maret 2020.
“Sekarang menyiratkan kenaikan terbatas 1 persen hingga akhir tahun,” tulis Tim Analis J.P. Morgan melalui riset.