Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Bertahan di Atas Level 5.000 Pekan Ini. Bagaimana Pekan Depan?

Indes masih bertahan di level 5.059,223 pada akhir perdagangan Jumat (18/9/2020). Namun, daya tahan IHSG masihi akan diuji pekan depan.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan mampu bertahan di tengah penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar di wilayah DKI Jakarta. Ketangguhan indeks bertahan di atas level 5.000 akan kembali diuji pekan depan.

Sepekan lalu, para pelaku pasar dibuat cemas dengan rencana pemberlakuan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta. 

Pengumuman Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Rabu (9/9/2020) malam langsung disambut koreksi indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 5,009 persen sesi Kamis (10/9/2020).

Kendati demikian, IHSG mampu bangkit dua sesi berturut-turut. Bahkan, indeks mampu parkir di zona hijau dengan menguat 2,89 persen saat pemberlakuan kembali PSBB hari pertama untuk wilayah DKI Jakarta pada Senin (14/9/2020). 

Kendati demikian, IHSG terkoreksi 1,18 persen ke level 5.100,865 pada sesi Selasa (15/9/2020). Investor asing menekan indeks dengan aksi jual Rp1,10 triliun pada sesi tersebut.

Indeks kembali terseok-seok pada perdagangan Rabu (16/9/2020). IHSG terkoreksi 0,831 persen ke level 5.058,482 dengan net sell Rp850,53 miliar.

Pada penutupan Kamis (17/9/2020), IHSG juga urung unjuk gigi. Indeks kembali harus pasrah parkir di zona merah setelah koreksi 0,397 persen ke level 5.038,401.

Akhirnya, IHSG kembali ke zona hijau pada penutupan perdagangan pekan ketiga September 2020. Indeks menguat 0,413 persen atau 20,822 poin ke level 5.059,223 saat penutupan Jumat (18/9/2020).

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan kapitalisasi pasar IHSG senilai Rp5.877,13 triliun pada penutupan Jumat (18/9/2020). Posisi itu menyusut Rp118,24 triliun dari Rp5.995,42 triliun akhir sesi Senin (14/9/2020).

Investor asing juga masih menekan pasar dalam negeri dengan net sell Rp998,56 miliar pada Jumat (18/9/2020). Total net sell senilai Rp6,76 triliun terjadi pada 10 September 2020—18 September 2020.

Pergerakan IHSG 10 September—18 September 2020
Penutupan PerdaganganPergerakan IHSG ( persen)Posisi IHSGInvestor Asing (Net Sell/Net Buy) (Rp Miliar)

10/9/20

-5,009

4.891,461

-663,01

11/9/20

2,561

5.016,712

-2.263,78

14/9/20

2,893

5.161,828

-477,82

15/9/20

-1.181

5.100,865

-1.104,26

16/9/20

-0,831

5.058,482

-850,53

17/9/20

-0,397

5.038,401

-404,89

18/9/20

0,413

5.059,223

-998,56

 Sumber: PT Bursa Efek Indonesia, diolah

Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengatakan kenaikan IHSG pada akhir pekan ini karena pasar sudah oversold. Kondisi itu lantaran terjadi koreksi selama tiga sesi perdagangan berturut-turut.

Laksono juga menilai kepanikan pasar terhadap pemberlakuan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta mulai reda. 

Enggak ada sentimen. Oversold aja,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (18/9/2020).

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi juga mengungkapkan hal senada. Menurutnya, faktor kejenuhan dalam menjual saham dalam tiga sesi perdagangan terakhir menjadi pendorong rebound IHSG.

Lanjar menilai kekhawatiran investor terhadap kasus Covid-19 mulai mereda. Selain itu, kondisi ekonomi menurutnya juga terdorong optimisme Bank Indonesia yang disampaikan dalam Rapat Dewan Gubernur pada Kamis (17/9/2020).

 “Psikologis trading yang berada di kisaran 5.000 dimana jika mendekati level tersebut IHSG bisa dikatakan murah dan berpotensi rebound,” paparnya.

 Head Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo mengatakan IHSG terkoreksi tiga hari pada pekan ini. Dengan penutupan Jumat (18/9/2020), terjadi rebound 11 poin atau 0,22 persen dari penutupan sesi Kamis (10/9/2020).

 “Performa IHSG sebenarnya melampaui ekspektasi dari sentimen PSBB Jakarta Kamis lalu yang membuat IHSG terpuruk dalam satu hari,” paparnya saat dihubungi, Jumat (18/9/2020).

 Frankie mengatakan fluktuasi IHSG pekan ini kemungkinan dipengaruhi perang investor lokal dan asing. Sepanjang pekan ini, investor asing melepas saham senilai Rp3,8 triliun.

 “Namun, investor lokal menopang performa penurunan IHSG,” imbuhnya.

Pekan depan, Frankie mengharapkan IHSG mampu bertahan di zona hijau. Namun, pihaknya menilai pergerakan saham akhir-akhir ini terpengaruh kuat oleh sentimen sesaat. 

“Seperti isu PSBB yang hot sewaktu dirilisi namun mengalami perbaharuan yang membuat IHSG swing up,” ujarnya.

 

Level Wajar

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan IHSG berada di kisaran 5.000—5.100 adalah wajar. Kepanikan terhadap penerapan kembali PSBB menurutnya sudah reda.

“Saya pikir wajarnya [IHSG] akan berada di 5.000 hingga 5.100 untuk 1 minggu—2 minggu ke depan sambil menunggu laporan keuangan kuartal III/2020,” jelasnya.

Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan IHSG pekan ini diwarnai oleh aksi profit taking. Akibatnya, indeks kesulitan melewati level 5.200.

“Jadi, minggu depan masih rentan koreksi lagi minimal di 4.900—4.950,” ujarnya.

Dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg pekan iniTim Analis J.P. Morgan menuliskan berhati-hati di pasar saham Indonesia. Kebijakan pemberlakuan kembali PSBB dinilai sebagai kejutan negatif.

J.P. Morgan menyebut target IHSG akhir 2020 di level 5.250 yang ditetapkan pada April 2020 telah tercapai. Pergerakan indeks telah naik 31 persen sejak posisi terdalam pada Maret 2020.

“Sekarang menyiratkan kenaikan terbatas 1 persen hingga akhir tahun,” tulis Tim Analis J.P. Morgan melalui riset.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper