Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iklim Suku Bunga Rendah, Investor Masuk ke Aset Berisiko

Penurunan suku bunga menjadi salah satu faktor pemicu investor domestik banyak masuk ke aset saham, obligasi, dan reksa dana.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pemangkasan suku bunga yang diikuti oleh penurunan suku bunga deposito menjadi salah satu faktor pendorong masyarakat masuk ke aset yang lebih berisiko.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menyampaikan bahwa penurunan suku bunga menjadi salah satu faktor pemicu investor domestik banyak masuk ke aset saham, obligasi, dan reksa dana.

“Semuanya masuk, tergantung profil risiko. Kalau yang agresif masuk ke reksa dana saham, yang konservatif memilih reksa dana pasar uang, terproteksi, atau pendapatan tetap,” kata Rudiyanto kepada Bisnis, Jumat (18/9/2020).

Adapun kinerja seluruh jenis reksa dana diperkirakan bakal moncer seiring dengan pemulihan kinerja aset dasarnya yaitu saham dan obligasi.

Prospek kinerja saham dan obligasi yang lebih baik tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk memaksimalkan keuntungan investasi di tengah era suku bunga rendah.

Rudiyanto menilai baik reksa dana berbasis saham maupun surat utang berpotensi menguat menjelang akhir tahun ini.

Reksa dana pendapatan tetap bakal diuntungkan oleh tren suku bunga rendah. Sedangkan reksa dana saham diuntungkan oleh potensi rebound karena valuasi sudah terlalu murah dan prospek window dressing pada akhir tahun.

“Menurut saya keduanya [reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap] bisa mengalami kenaikan,” tutur Rudiyanto.

Adapun, di Panin Asset Management terjadi kenaikan dana kelolaan asset under management (AUM) yang juga ditopang oleh masuknya investor institusi lewat reksa dana terproteksi.

Rudiyanto mengungkapkan bulan lalu investor institusi masuk lewat reksa dana terproteksi hingga Rp1 triliun dan masih ada Rp250 miliar lagi yang akan masuk bulan depan.

“Bulan depan juga mungkin ada satu lagi hampir Rp250 miliar dari terproteksi juga,” ujar Rudiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper