Bisnis.com, JAKARTA - PT Trinitan Metals and Minerals Tbk. berencana membawa entitas anak usahanya, PT Hydrotech Metals Indonesia, untuk melantai di bursa Kanada.
Direktur Utama Trinitan Metals and Minerals Petrus Tjandra menjelaskan bahwa rencana tersebut sejalan dengan pengembangan teknologi hydrometalurgi atau STAL oleh perseroan yang disebut inovasi pertambangan terkini.
Teknologi itu diklaim perseroan dapat mengolah bijih nikel laterit berkadar rendah menjadi nikel cobalt atau logam nikel murni kelas satu.
Adapun, PT Hydrotech Metals Indonesia atau PT HMI merupakan entitas usaha perseroan yang memiliki hak atas semua teknologi pemurnian mineral yang tengah dikembangkan itu.
Petrus menjelaskan bahwa rencana pencatatan efek PT HMI di luar negeri semata-mata hanya salah satu upaya emiten berkode saham PURE itu untuk memperluas akses investor global terhadap penerapan teknologi terbaru itu.
“IPO [Initial Public Offering] di Kanada karena di sana sangat fokus dan bersaing untuk sektor teknologi pertambangannya sehingga dengan IPO di Kanada itu maka pencarian modal tidak terbatas di dalam negeri saja,” ujar Petrus saat paparan publik secara daring, Jumat (18/9/2020).
Baca Juga
Kendati demikian, Petrus tidak menyebutkan secara detail total dana yang ingin dihimpun perseroan dalam aksi korporasi tersebut.
Petrus berharap, aksi korporasi tersebut dapat terlaksana pada awal atau pertengahan tahun depan setelah teknologi STAL besutan perseroan telah mendapatkan sertifikasi yang ditargetkan dapat digenggam pada akhir tahun ini.
Di sisi lain, rencana untuk membawa PT HMI melantai di bursa mencerminkan fokus perseroan ke depan untuk menggeluti bidang hidrometalurgi, yaitu memurnikan logam dengan metode kimia yang efisien dan ramah lingkungan.
Manajemen PURE menilai teknologi STAL dapat menekan biaya investasi dibandingkan dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) atau pemurnian nikel yang saat ini banyak dilakukan oleh penambang lain.
“Kalau HPAL itu investasi minimal US$1-2 juta, sedangkan dengan teknologi hidrometalurgi sekitar 70-80 persen lebih murah daripada itu. Dengan demikian, dengan investasi lebih murah dan tepat guna sehingga kami akan jadi perusahaan yang paling menguntungkan,” papar Petrus.
Selain itu, sembari menanti sertifikasi paten teknologi itu, perseroan telah melakukan produksi dan mempersiapkan investasi pabrik di kawasan ekonomi khusus (KEK) Palu seluas 200 hektare.