Bisnis.com, JAKARTA – Harga perak turun dari level tertingginya setelah dolar AS kembali menguat. Apresiasi greenback didorong oleh eskalasi tensi dagang yang dari Presiden AS Donald Trump ke Uni Eropa dan Meksiko menjadi penekan.
Berdasarkan data Bloomberg, harga perak spot sempat turun hingga 0,8% seiring penguatan dolar AS selama jam perdagangan di AS.
Belakangan ini, harga perak tengah menikmati level tertingginya dalam hampir 14 tahun. Harga perak telah naik 32% sepanjang tahun berjalan, melampaui kenaikan emas sebesar 27%.
Harga perak melemah 0,5% menjadi $38,23 per ons pada pukul 16:13 waktu New York. Harga logam mulia seperti emas, platinum, dan paladium juga mengalami penurunan. Sementara itu, indeks nilai dolar AS naik 0,2%.
Oleh karena harga emas dihargai dalam mata uang dolar, penguatan dolar membuatnya menjadi kurang menarik bagi investor asing. Penguatan greenback sendiri didorong oleh ancaman baru Trump yang akan menetapkan tarif sebesar 30% untuk Meksiko dan Uni Eropa.
Tarif itu akan diberlakukan mulai 1 Agustus jika kesepakatan dagang yang lebih menguntungkan untuk Negeri Paman Sam tidak dapat dicapai.
Meksiko, sebagai produsen perak terbesar dan pemasok utama ke pasar AS, terkena ancaman tarif sebesar 30%. Meskipun perak tidak termasuk dalam tarif terbaru berdasarkan perjanjian dagang AS-Meksiko-Kanada, beberapa pelaku pasar khawatir pengecualian tersebut bisa saja dicabut.
Sebelumnya, harga perak sempat melonjak di atas $39 per ons akibat pasokan fisik yang semakin ketat. Biaya pinjam-memimjam perak untuk jangka waktu satu bulan meningkat tajam menjadi lebih dari 6% per tahun, dibandingkan dengan tingkat normal yang hampir nol.
Meningkatnya permintaan terhadap perak menyebabkan pasar fisik mengalami tekanan, khususnya di London. Adapun, sebagian besar perak di sana disimpan oleh produk exchange traded funds (ETF), sehingga tidak tersedia untuk dipinjamkan atau dibeli. Data Bloomberg menunjukkan sejak Februari, volume perak yang didukung oleh ETF telah meningkat sekitar 2.570 ton.
Sementara itu, kinerja perak yang lebih unggul dibandingkan emas menyebabkan rasio antara keduanya menurun dalam beberapa bulan terakhir, meskipun secara historis perak masih relatif murah.
Saat ini, dibutuhkan sekitar 86 ons perak untuk membeli satu ons emas, dibandingkan dengan rata-rata 10 tahun sebesar 80.
Selain berfungsi sebagai aset lindung nilai, perak juga banyak digunakan dalam sektor industri, terutama dalam pembuatan panel surya. Menurut Silver Institute, sebuah asosiasi industri, pasar perak diperkirakan akan mengalami defisit selama lima tahun berturut-turut.