Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis ritel yang bergantung pada penjualan fisik menjadi salah satu industri yang terdampak langsung pandemi Covid-19 mengingat masyarakat lebih memilih untuk berdiam diri di rumah.
Kendati sudah merasakan tanda-tanda pemulihan penjualan diakibatkan oleh relaksasi PSBB pada awal Juni lalu, industri ritel kembali diberikan tantangan di penghujung September ini dengan diperketatnya kembali PSBB di kawasan Jakarta terutama bagi pemain besar seperti PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) atau Grup MAP.
ACES melaporkan SSSG (same-store sales growth) pada bulan Agustus masih berada pada posisi negatif yakni 5,7 persen, meningkat jika dibandingkan dengan posisi Juli lalu yaitu negatif 8,1 persen. Kontribusi pertumbuhan yang signifikan tersebut berasal dari wilayah geografis luar Jawa yakni negatif 4,3 persen dibandingkan negatif 8,3 persen pada bulan Juli lalu.
Per Agustus 2020, SSSG ACES berada di level minus 7,7 persen. Penjualan ex-konsinyasi pada bulan Agustus mencapai Rp648 miliar (-3,6 persen YoY dan +5,2 persen MoM),
Di sisi lain, pada semester pertama tahun ini, margin MAPI terus tergerus akibat SSSG dari semua segmen yang masih membukukan kinerja negatif yakni 24 persen secara yoy dibandingkan pertumbuhan positif 3 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Segmen makanan dan minuman yang dipelopori oleh anak usaha PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) mencatatkan kinerja SSSG negatif terdalam yakni minus 34 persen secara yoy dikarenakan peraturan bahwa restoran hanya melayani pemesanan takeaway.
Baca Juga
Entitas anak MAPI yakni PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) juga mencatatkan penurunan SSSG hingga 28 persen. Pada akhirnya, kinerja perseroan yang negatif pada tahun ini menyebabkan perseroan harus menelan rugi pada semester pertama tahun 2020.
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia David Arie Hartono mengatakan penerapan PSBB dengan estimasi dua pekan ini di Jakarta kemungkinan tidak akan mempengaruhi kinerja ACES karena pusat perbelanjaan masih diperbolehkan untuk dibuka dengan kapasitas maksimal 50 persen.
“Dengan minimnya perubahan yang signifikan, kami melihat bahwa kinerja pemulihan ACES dilihat dari SSSG akan berlanjut di bulan September dan kuartal keempat tahun 2020,” ungkapnya dalam publikasi riset baru-baru ini.
Namun, begitu, David menilai valuasi ACES saat ini sudah terlalu mahal yang ditandai dengan indikator price-to-earning ratio 25,6 kali untuk proyeksi tahun 2021 mendatang sehingga ia merekomendasikan tahan saham ACES dengan target harga Rp1.800.
Di lain pihak, analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika Putri mengatakan pengetatan PSBB masih akan membebankan ritel seperti MAPI mengingat fakta bahwa penjualan musiman hanya dapat diandalkan pada periode kuartal keempat tahun ini.
“Saat ini, kami belum melihat pemulihan dari pengeluaran diskresioner, meskipun beberapa ritel mengadakan beberapa kegiatan promosi untuk merangsang penjualan pada kuartal ketiga, untuk menjual kelebihan stok mereka selama penutupan mal,” jelasnya Putu dalam risetnya baru-baru ini.
Lebih lanjut, Putu mempertahankan rekomendasi beli saham MAPI dengan target harga Rp870 yang diturunkan dengan menggunakan metodologi sum-of-the-parts (SOTP) untuk lebih mencerminkan nilai setiap unit.
Dengan perkiraan demikian, sekuritas memperkirakan SSSG perseroan pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini masing-masing akan berada di sekitar minus 16 persen dan minus 10 persen.