Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mitra Adiperkasa (MAPI) Pangkas Habis Capex 2020

Perseroan menyatakan kemungkinan hanya menggunakan 30 persen dari target belanja modal Rp1,2 triliun dikarenakan situasi yang tidak menentu saat ini akibat penyebaran Covid-19. 
SOGO Kelapa Gading, salah satu gerai milik Grup MAP./Istimewa
SOGO Kelapa Gading, salah satu gerai milik Grup MAP./Istimewa

Bisnis,com, JAKARTA – Emiten ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) atau Grup MAP menyatakan telah mengambil langkah tegas untuk memangkas anggaran belanja modal untuk tahun buku 2020.

Wakil Presiden Direktur MAPI V.P. Sharma menyatakan perseroan awalnya menganggarkan belanja modal sebesar Rp1,2 triliun pada tahun ini. Namun, manajemen menyatakan kemungkinan hanya menggunakan 30 persen dari target belanja modal dikarenakan situasi yang tidak menentu saat ini akibat penyebaran Covid-19. 

“Mayoritas sudah terealisasi pada kuartal pertama tahun ini. Hanya proyek-proyek yang sangat penting dan esensial akan dilaksanakan pada semester kedua ini,” ungkapnya dalam paparan publik perseroan pada Kamis (27/8/2020).

Perseroan juga menyatakan telah meningkatkan pinjaman untuk kebutuhan operasional karena situasi yang tidak menentu.

Melalui paparannya, V.P Sharma menyatakan utang bersih perseroan pada semester pertama tahun 2020 meningkat menjadi Rp778 miliar. Sehingga menyebabkan rasio net debt to equity perseroan pada periode tersebut meningkat menjadi 11,8 persen, yang juga menurutnya masih cukup sehat untuk posisi keuangan perseroan saat ini.

Dalam situasi kenormalan baru ini, Grup MAP menargetkan pengurangan biaya tetap sebesar 35 persen. Penurunan biaya tetap ini berlaku secara keseluruhan tidak hanya untuk biaya sewa dan karyawan semata.

“Salah satu contohnya concept store Travelogue disatukan dengan department store sehingga lebih efisien lagi. Juga akan diberlakukan automation di kantor untuk setiap departemen demi mendukung efisiensi,” sambungnya.

V.P Sharma juga menyatakan sulit untuk membandingkan same-store sales growth atau pertumbuhan antar toko untuk setiap brand ritel perseroan karena perbedaan kondisi dan karakteristik antara toko untuk situasi yang ada saat ini. 

Dengan demikian, perseroan juga tidak memberikan proyeksi keuangan untuk tahun 2020 dikarenakan situasinya yang tidak menentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper