Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya pada perdagangan Selasa (15/9/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat 35 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.845 per dolar AS. Sepanjang perdagangan, rupiah terus berada di zona hijau dengan pergerakan Rp14.805 s.d Rp14.864 per dolar AS. Indeks dolar terpantau turun 0,11 persen ke level 92,9530.
Sempat dibuka melemah pada pukul 09.00 WIB, rupiah berbalik menguat kurang dari setengah jam sebesar 35 poin menjadi Rp14.845 per dolar AS. Selepas itu, rupiah terus berada di zona hijau hingga perdagangan berakhir.
Nilai tukar rupiah berhasil menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya seiring dengan pelemahan dolar AS. Penguatan mata uang Asia dipimpin won Korea sebesar 0,41 persen, kemudian disusul ringgit Malaysia sebesar 0,35 persen. Di Asia, hanya rupe India yang mencetak pelemahan terhadap dolar AS hingga pukul 15.00 WIB.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan rupiah mengalami penguatan 10 poin pada perdagangan kemarin. Rupiah dibuka di posisi Rp14.934 dan ditutup di level Rp14.880 per dolar AS.
“Dalam perdagangan hari ini ada kemungkinan rupiah akan menguat tipis di level 14.850-14.930,” tulisnya melalui keterangan resmi, Selasa (15/9/2020).
Baca Juga
Menurut Ibrahim, tekanan terhadap rupiah relatif berkurang karena pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta tidak seketat yang diumumkan semula. Untuk diketahui, rencana penerapan PSBB diumumkan pada 9 September 2020 oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Semula, Pemprov DKI Jakarta berniat menerapkan PSBB total. Namun, Pemprov DKI Jakarta melunak dengan memperbolehkan sebelas kegiatan usaha beroperasi selama memenuhi beberapa kriteria.
Secara umum, selama sepekan terakhir rupiah sudah melemah 0,96 persen, sekaligus menjadi mata uang terlemah di Asia. Selain rupiah, ringgit Malaysia dan dolar Singapura juga melemah masing-masing 0,1 persen dan 0,26 persen.
Sementara itu, baht Thailand, yen Jepang dan yuan China terpantau menguat masing-masing 0,29 persen, 0,07 persen, dan 0,12 persen.
Ahli Strategi Pasar IG Asia di Singapura Jingyi Pan mengatakan bahwa mata uang negara berkembang di Asia, termasuk rupiah, berhasil menguat bersamaan dengan pasar ekuitas regional seiring dengan optimisme pasar terkait vaksin Covid-19.
Hal itu telah mendorong minat investor untuk kembali berpihak kepada aset-aset berisiko. Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,3 persen ke level 93,054.
“Sementara fluktuasi pasar AS tetap menjadi faktor utama dalam mendorong pergerakan nilai tukar di Asia, perkembangan vaksin, dan perbedaan perkembangan kasus positif Covid-19 juga memainkan peran penting,” ujar Pan seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (14/9/2020).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat 35 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.845 per dolar AS. Sepanjang perdagangan, rupiah terus berada di zona hijau dengan pergerakan Rp14.805 s.d Rp14.864 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau turun 0,11 persen ke level 92,9530.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih di zona hijau pada awal sesi kedua. Rupiah bertengger di level Rp14.849 per dolar AS, naik 31 poin atau 0,21 persen.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 46 poin atau 0,31 persen ke level Rp14.838. Sejak perdagangan dibuka, rupiah bertahan di zona hijau.
Sementara itu, indeks dolar terpantau turun 0,18 persen ke posisi 92,8810 pada pukul 11.48 WIB.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau masih di zona hijau dengan penguatan 22,5 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.875,5
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS langsung tancap gas dengan penguatan 60 poin atau 0,40 persen ke level Rp14,820 per dolar AS.