Bisnis.com,JAKARTA — Sejumlah emiten pelayaran menyiapkan strategi untuk menjaga tingkat keuntungan di tengah pergerakan harga minyak yang kembali mendingin.
Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (9/9/2020), harga minyak Brent kontrak pengiriman November 2020 di bursa ICE Futures Europe turun 0,49 persen ke US$40,59 per barel. Pergerakan telah amblas 38,50 persen secara year to date (ytd).
Selanjutnya, harga minyak WTI kontrak pengiriman Oktober 2020 turun 0,74 persen ke level US$37,77 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga terkoreksi 38,14 persen sepanjang periode berjalan 2020.
Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk. Wong Kevin mengatakan fundamental perseroan sangat kuat pada 2020. Tarif sewa rerata pada kuartal III/2020 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Jadi kalau harga minyak drop lagi, destocking akan berhenti dan berbalik ke penambahan floating storage lagi yang mendorong kuartal II/2020 ke record high," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (9/9/2020).
Dia menyebut kenaikan tarif juga didorong oleh pola musiman. Menurutnya, posisi kuartal IV selalu lebih tinggi dari kuartal III.
Baca Juga
Sebelumnya, Kevin menjelaskan bahwa perseroan telah menambah beberapa kapal besar pada kuartal I/2020. Dengan demikian, daya angkut naik 2,3 kali dibandingkan dengan tahun lalu.
Emiten berkode saham BULL itu memperkirakan pendapatan akan naik dua kali lipat dibandingkan dengan 2019. Selanjutnya, EBITDA dan laba bersih dari operasi kemungkinan akan naik masing-masing 2,5 kali dan 3,5 kali dari tahun lalu.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Sillomaritime Perdana Tbk. Nadya Victaurine menyatakan penurunan harga minyak tidak terlalu berdampak bagi perseroan. Pasalnya, emiten berkode saham SHIP itu bergerak di bidang penunjang produksi.
Untuk mempertahankan kinerja, Nadya mengatakan perseroan memperkuat tim pemasaran. Tujuannya, agar lebih baik dalam menangkap peluang usaha atau mengikuti tender-tender serta jasa keagenan.
“Kami juga berupaya menekan biaya operasional kapal yang dapat mengakibatkan pengurangan income atau penambahan biaya repair kapal,” jelasnya saat dimintai konfirmasi, Rabu (9/9/2020).
Sebagai catatan, Sillomaritime Perdana menargetkan pendapatan US$78,79 juta dan laba bersih US$24,04 juta pada 2020. Perseroan telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) atau belanja modal US$5 juta hingga semester I/2020.