Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan nilai tukar rupiah pada akhir 2020 akan terdepresiasi sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan domestik akibat pandemi Covid-19.
Faisal mengutarakan, meski sudah terlihat berkurang, namun risiko penurunan ekonomi Indonesia karena pandemi Covid-19 yang masih berlangsung akan tetap ada.
"Kami perkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada pada kisaran Rp14.296 pada akhir 2020, terdepresiasi dari level penutupan tahun lalu Rp13.866," katanya melalui keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Selasa (8/9/2020).
Faisal mengatakan, ketidakpastian tersebut juga masih akan memberikan tekanan pada neraca pembayaran (balance of payment/BoP) Indonesia.
Hal ini terlihat dari aliran masuk investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang diperkirakan masih akan terhambat karena terganggunya rantai pasok dunia (global value chain).
Sementara, impor juga masih cenderung lebih lambat dibandingkan ekspor karena penundaan produksi dan kegiatan investasi di tengah pandemi.
Baca Juga
Faisal pun memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan menyusut ke level 1,49 persen dari PDB, yang masih dipengaruhi oleh melemahnya permintaan secara substansial.