Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau menjadi yang terkuat di antara semua mata uang negara-negara di Asia dalam penutupan perdagangan pekan ini, Jumat (21/8/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terapresiasi 0,49 persen atau 72,5 poin ke level Rp14.772,5 terhadap dolar AS pada penutupan pasar Rabu (19/8/2020). Sepanjang perdagangan hari tersebut, rupiah berada di kisaran Rp14.750 hingga Rp14.789,5.
Pada perdagangan hari sebelumnya yakni Selasa (18/8/2020), nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp14.845. Sementara, sepanjang tahun berjalan, posisi rupiah masih melemah 6,54 persen terhadap dolar AS.
Adapun, perdagangan rupiah pada hari Kamis (20/8/2020) dan Jumat (21/8/2020) ditutup karena hari libur nasional untuk merayakan hari raya Tahun Baru Islam 1442 Hijriyah, sehingga nilai tukar yang digunakan oleh pasar berpatokan pada hari perdagangan Rabu (19/8/2020).
Praktis, rupiah menjadi mata uang terkuat di Asia berdasarkan persentase penguatannya hingga penutupan perdagangan akhir pekan ini.
Posisi rupiah disusul oleh rupee India yang berada pada peringkat kedua setelah berhasil menutup perdagangan pada Jumat (21/8/2020) dengan penguatan sebesar 0,24 persen atau 0,177 poin ke level 74,852 rupee.
Baca Juga
Pada posisi ketiga, mata uang peso Filipina juga memimpin dengan penguatan di antara sekeranjang mata uang Asia terhadap dolar AS sebesar 0,16 persen atau 0,08 poin ke level 48,61 peso.
Di sisi lain, mata uang Thailand, baht, terpantau mengalami penurunan paling dalam di antara semua mata uang Asia dengan pelemahan sebesar 0,52 persen atau 0,163 poin ke level 31,57 baht pada Jumat (21/8/2020). Padahal, pada perdagangan hari sebelumnya, baht masih berada pada posisi 31,41 per dolar AS.
Tak hanya baht, nilai tukar negeri Jiran, Malaysia, pun terpantau mengalami depresiasi. Mata uang ringgit Malaysia ditutup pada level 4,178, melemah 0,1 persen atau 0,004 poin pada Jumat (21/8/2020).