Bisnis.com, JAKARTA — Para investor diminta terus mencermati perkembangan pasar modal global sebelum membeli produk reksa dana berdenominasi dolar AS pada tahun ini.
Direktur Investasi Shcroders Indonesia Irwanti menjelaskan pergerakan pasar modal global dan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya menjadi faktor penentu berinvestasi dalam reksa dana berdenominasi dolar AS.
“[Saat ini] risiko dari gelombang kedua Covid-19 dan isu-isu geopolitik serta pemilu AS menjadi fokus pasar modal dunia,” ujar Irwanti kepada Bisnis baru-baru ini.
Namun demikian, lanjut Irwanti, likuiditas dolar AS yang menumpuk dari sisi stimulus moneter di Negeri Paman Sam serta sejumlah dukungan fiskal di berbagai negara untuk menahan dampak Covid-19 terhadap perekonomian bakal dapat menopang pasar modal dunia.
Adapun, penemuan vaksin Covid-19 dan harapan perbaikan ekonomi setelah pemerintah mencabut lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga bakal menjadi sentimen positif di pasar global.
Shcroders Indonesia memperkirakan selisih imbal hasil atau yield spread antara Surat Utang Indonesia dalam mata uang dolar AS dengan obligasi Treasury berpotensi menipis kembali mendekati kondisi sebelum pandemi. Artinya, harga obligasi masih berpeluang naik ke depannya.
Baca Juga
Saat ini, manajer investasi dengan dana kelolaan senilai Rp64,49 triliun tersebut memiliki dua produk reksa dana berdenominasi dolar AS yaitu Schroder Global Sharia Equity Fund (USD) dan Schroder USD Bond Fund.
Adapun dalam berinvestasi menggunakan mata uang dolar AS, investor perlu pula mencermati nilai tukar rupiah ketika ingin merealisasikan keuntungan maupun menunda realisasi kerugian.
Kondisi dolar AS yang masih melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia pun bisa menjadi waktu yang tepat bag investor untuk masuk ke reksa dana berdenominasi dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pelemahan dolar AS sebesar 4,2 persen pada Juli 2020 menjadi laju penurunan terparah selama sedekade terakhir.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar di pasar spot juga terpantau masih stabil Rp14.680 pada akhir perdagangan Selasa (11/8/2020), menguat 0,22 persen dari hari sebelumnya.