Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Puradelta Lestari (DMAS) Anjlok Hampir 90 Persen

Perolehan laba bersih Puradelta Lestari pada semester I/2020 jauh lebih rendah dibandingkan dengan posisi semester I/2019. Perolehan laba anjlok seiring dengan penurunan pendapatan.
Kota Deltamas, proyek  PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS).
Kota Deltamas, proyek PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS).

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengembang kawasan industri PT Puradelta Lestari Tbk mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 87,38 persen menjadi Rp78,94 miliar sepanjang semester I/2020. Laba Puradelta anjlok seiring dengan penurunan tajam pada pos pendapatan.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perseroan, Jumat (31/7/2020), perolehan laba Puradelta jauh lebih rendah dibandingkan dengan posisi Juni 2019 senilai Rp625,75 miliar. Hal tersebut juga berimbas pada penurunan laba per saham dari Rp12,98 per saham menjadi Rp1,64 per lembar saham.

Kontraksi laba bersih itu sejalan dengan perolehan pendapatan yang turun 74,36 persen menjadi Rp252,59 miliar dalam periode enam bulan 2020.

Emiten bersandi saham DMAS itu juga mencatat kenaikan liabilitas hingga paruh pertama tahun 2020. Uang muka penjualan tercatat naik menjadi Rp1,31 triliun dari posisi 31 Desember 2019 sebesar Rp819,64 miliar.

Sementara itu, arus kas yang diperoleh dari aktivitas investasi tercatat sebesar Rp13,47 miliar. Sedangkan jumlah kas dan setara kas akhir periode juga menyusut menjadi Rp319,45 miliar dari posisi 30 Juni 2019 senilai Rp896,28 miliar.

Di sisi lain, rencana relokasi perusahaan Jepang ke negara-negara Asia Tenggara membuat perseroan optimistis bisa mencapai target penjualan lahan 2020 sebesar Rp2 triliun.

Investor Relations Manager Puradelta Lestari Ricardo Arif Dharmawan mengatakan, potensi relokasi perusahaan Jepang dari China membuka peluang baru bagi perusahaan untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan baru. 

Pada semester I/2020, perusahaan mencatatkan marketing sales Rp1,05 triliun atau sekitar 53 persen dari target 2020. Capaian penjualan tersebut terutama berasal dari penjualan lahan industri, sebesar 51 hektare.

"Dengan permintaan yang masih tinggi dan potensi relokasi perusahaan Jepang tersebut, kami optimistis target tahun ini bisa tercapai," katanya saat dihubungi pada Kamis (23/7/2020).

Ricardo melanjutkan, saat ini masih ada sekitar 130 hektare permintaan lahan industri DMAS, beberapa diantaranya berasal dari Jepang. Untuk memanfaatkan momentum ini, manajemen DMAS melakukan sejumlah upaya, salah satunya dengan menyediakan lahan industri dengan fasilitas dan infrastruktur yang komprehensif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper